Laporan Praktikum Reaksi Redoks


  1. Tujuan
Mengamati peristiwa reaksi redoks.

  1. Alat dan Bahan
1.      Tabung reaksi dan rak
2.      Ampelas
3.      Galas kimia 100 ml
4.      Gelas ukur 100 ml dan 10 ml
5.      Pipet tetes
6.      Lempeng logam Cu
7.      Lempeng logam Zn
8.      Larutan Na2S2O3 0.2 M
9.      Larutan KMNO4 0.1 M
10.  Larutan H2C2O4 0.1 M
11.  Larutan H2SO4 2 M
12.  Larutan AgNO3 0.1 M
13.  Larutan I2 0.05 M

  1. Cara Kerja
1.      Reaksi antara KMNO4, H2SO4, dan H2C2O4
a.       Isi tabung reaksi dengan 2 ml larutan KmNO4 0.1 M.
b.      Tambahkan 10 tetes H2SO4 2M kedalamnya.
c.       Panaskan hingga suhu 60C kemudian teteskan larutan H2C2O4 0.1 M tetes demi tetes hingga terjadi perubahan warna.
2.      Reaksi antara I2 danNa2S2O3
a.       Isi tabung reaksi dengan 2 ml larutan I2 0.05 M.
b.      Tambahkan tetes demi tetes larutan Na2SO4 0.2 M sampai terjadi perubahan warna.
3.      Reaksi antara Cu dan AgNO3
a.       Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan AgNO3 0.1 M
b.      Ampelaslah logam Cu hingga mengilap dan bentuk menjadi spiral
c.       Masukkan logam Cu berbentuk spiral kedalamAgNO3 .
4.      Reaksi antara Zn dan H2SO4
a.       Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan H2SO4 2 M.
b.      Masukan sepotong logam Zn yang telah diampelas hingga mengkilap ke dalamnya.

  1. Hasil Pengamatan
Percobaan
Reaksi
Pengamatan
1.

2.

3.

4.
KMnO4+ H2SO4 + H2SO4 +H2C2O4

I2  + Na2S2O3

Cu + AgNO3

Zn + H2 SO4
.  .  .

.  .  .

.  .  .

.  .  .


  1. Pertanyaan
1.      Tuliskan persamaan reaksi redoks yang terjadi pada percobaan di atas !
2.      Apa kesimpulan percobaan di atas ?

F.     Jawaban

Percobaan
Reaksi
Pengamatan
1.
I2  + Na2S2O3

2.
Cu + AgNO3
Sebelum percobaan dilakukan, larutan AgNO3 tidak berwarna (bening). Setelah dimasukkan logam Cu, terjadi reaksi yangmana dalam beberapa waktu terbentuk lapisan berwarna hitam dan warna larutan mejadi biru.
3.
Zn + H2 SO4


Salah satu reaksi redoks dalam kehidupan sehari –hari adalah sebagai sumber arus searah atau baterai. Arus listrik yang dihasilkan oleh sumber arus searah disebabkan adanya aliran electron yang bergerak pada pengahantar. Arus electron yang terjadi pada sumber arus tersebut berasal dari reaksi redoks yang terjadi di dalamnya.
            Bila logam tembaga (Cu) dimasukkan ke dalam larutan perak nitrat (AgNO3) maka pada permukaan logam tembaga akan segera terbentuk lapisan perak, sedangkan larutan akan berubah warnanya menjadi biru karena terbentuknya ion Cu2+.
Reaksi yang terjadi adalah:
                        Ag+(aq) + Cu(s)                      Ag(s) + Cu2+(aq)
                        (tak berwarna)                                                             (biru)
            Reaksi diatas sebenarnya terdiri dari dua reaksi masing-masing disebut dengan setengah reaksi oksidasi dan setengah reaksi reduksi, yaitu:
·         Setengah reaksi oksidasi yang merupakam reaksi oksidasi logam tembaga.
            Cu(s)                    Cu2+(aq) + 2e-
·         Setengah reaksi reduksi yang merupakan reaksi reduksi ion perak.
            Ag+(aq) + e-                     Ag(s)
            Perpindahan electron terjadi dalam larutan secara langsung dari logam Cu ke ion Ag+. Apabila perpindahan electron tersebut dapat dilewatkanpada suatu kawat penghantar maka akan menghasilkan arus listrik.
            Luigi Galvani (1780) dan  Alesandro Volta (1800) melalui percobaanya dapat menghasilkan arus listrik yang di hasilkan dari reaksi redoks. Perangkat sumber arus searah itu dikenal dengan Sel Volta dan Sel Galvani. Sel Volta terdiri dari electrode Zn yang dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4  dan elektroode Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO4. Kedua larutan ini dipisahkan oleh dinding berpori, atau dihubungkan dengan jembatan garam, yaitu semacam pipa yang berisi agar-agar yang mengandung garam, misalnya kalium nitrat (KNO3).
           
Elektron mengalir dari electrode Zn ke electrode Cu, berarti electrode Zn mengalami reaksin oksidasi:
                                    Zn(s)                 Zn2+(aq) + 2e-
dan electron yang dilepaskan pada reaksi tersebut ditangkap oleh ion Cu2+,
                                    Cu2+(aq) + 2e-                  Cu(s)
            Menurut konsep elektronika, arah aliran electron berlawanan dengan arah arus listrik; oleh karena electron bergerak dari Zn ke Cu, maka arus listrik bergerak dari electrode Cu  menuju electrode Zn. Berdasarkan hal itu pula, maka electrode Cu sebagai asal usul arus merupakan kutub listrik positif dan electrode Zn menjadi kutub negative.
            Menurut konsep elektrokimia, anode merupakan electrode tempat terjadinya reaksi oksidasi. Dalam hal sel Volta ini yang berlaku sebagai anode adalah electrode zink. Katode adalah electrode tempat berlangsungnya reaksi reduksi, dan dalam hal ini yang bertindak sebagai katode adalah electrode tembaga.
            Berdasarkan dua pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam sel elektrokimia, kutub positif merupakan katode dan kutub negative merupakan anode. Jadi, yang menentukan suatu electrode sebagai anode  atau katode adalah reaksi yang terjadi pada electrode tersebut.
            Pada sel Volta dengan electrode terpisah diperlukan  jembatan garam yang berfungsi sebagai penghantar elektrolit (mengalirkan ion-ion dari satu electrode ke electrode lain) guna mengimbangi aliran electron dari anode ke katode.
            Bila zink melepaskan electron menjadi ion Zn2+, maka pada larutan di sekitarnya kekurangan muatan negative, untuk itu ion negative (NO3-) yang terdapat pada jembatan garam akan keluar. Di katode, ion Cu2+ yang mengalami reduksi segera meninggalkan system, maka di larutan pada electrode tersebut menjadi sangat negative karena ion SO42- kehilangan pasanganya, akibatnya ion SO42- akan menarik ion K+ yang terdapat pada jembatan garam. Dengan demikian, jembatan garam berfungsi mencegah terjadinya polarisasi muatan pada kedua
            Apabila konsentrasi larutan yang digunakan mempunyai konsentrasi 1 M, maka harga beda potensial yang terjadi pada sel Volta tersebut adalah 1,10 V. Reaksi yang terjadi pada sel Volta di atas adalah:
            Anode : Zn(s)                   Zn2+(aq) + 2e-
                Katode            : Cu2+(aq) + 2e-            Cu(s)
                                                                                                                        +                                  Reaksi sel    : Zn(s) + Cu2+(aq)            Zn2+(aq) + Cu(s)
Sel Volta di atas dapat digambarkan dengan notasi sel:
Zn       Zn2+(1,0 M)       Cu2+(1,0 M)   Cu                                           Eosel  = + 1,10 V                                              (anode)                      (katode)
Notasi sel diatas menunjukan electrode yang berfungsi sebagai anode dan electrode yang berfungsi sebagai katode. Anode (reaksi oksidasi) diletakkan di kiri dan katode (reaksi reduksi) diletakkan di kanan. Konsentrasi elektrolitnya dinyatakan dalam satuan molar (M) dan besarnya beda potensial dinyatakan dalam satuan volt.