Teknologi Pendidikan sebagai Pendekatan Teori

Teknologi Pendidikan sebagai Pendekatan Teori
Aplikasi teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan pendidikan pada umumnya dan kegiatan belajar mengajar pada khususnya. Aplikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pertama, teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum, baik strategi, pengembangan maupun aplikasinya. Teknologi pendidikan mempunyai fuungsi luas, tidak hanya terbatas pada kebutuhan kegiatan belajar mengajar di kelas, melainkan dapat berfungsi sebagai masukan bagi pembinaan dan pengembangan kurikulum yang dikaji secara ilmiah, logis, sistematis dan rasional sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kedua, teknologi pendidikan menghilangkan, walaupun tidak secara keseluruhan, pola pengajaran tradisional. Ia berperan penuh dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, meskipun sebenarnya dia tidak dapat menggantikan posisi guru secara mutlak. Karena guru mempunyai kemampuan (cabability) yang terbatas dan dengan teknologi pendidikan pulalah keterbatasan itu tertolong.
Ketiga, teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan belajar menjadi lebih luas, lebih dari hanya sekedar interaksi guru-murid di dalam ruang dan waktu yang sangat terbatas. Teknologi pendidikan dapat dianggap sebagai sumber belajar, dan biasanya memberikan rangsangan positif dalam proses pendidikan.

Keempat, aplikasi teknologi pendidikan dapat membuat peranan guru berkurang, meskipun teknologi pendidikan tidak mampu menggantikan guru secara penuh. Teknologi pendidikan adalah teknologi pendidikan, guru adalah guru. Meskipun demikian bagi guru dan murid, teknologi pendidikan memberikan sumbangan yang sangat positif.*

Yusufhadi Miarso (1980) mengemukakan bahwa secara operasional, aplikasi teknologi pendidikan akan menunjukkan karakteristiknya. Adapun implikasi teknologi pendidikan menurut Miarso adalah:
  1. Sistem pendidikan atau instruksional yang media dan fasilitasnya merupakan bagian yang integral.
  2. Media dan fasilittas itu mempunyai fungsi penyajian informasi, ide dan konsepsi.
  3. Adanya serangkaian pilihan yang menghendaki antara lain:
  • Perubahan fisik, tempat dan ruang belajar.
  • Hubungan antara guru dan murid yang tidak langsung.
  • Aktivitas anak didik yang relatif bebas (independent) dari kontrol guru.
  • Perlunya tenaga pembantu guru (kelompok profesional).
  • Perubahan peranan dan kecakapan guru yang diperlukan.
  • Adanya tenaga spesialis yang bekerjasama dengan guru.
  • Jumlah dan macam biaya yang berbeda, baik untuk investasi maupun operasi.
  • Keluwesan dalam waktu dan jadwal belajar. 
Sudah selayaknya lembaga-lembaga pendidikan yang ada segera memperkenalkan dan memulai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai basis pembelajaran yang lebih mutakhir. Hal ini penting mengingat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu faktor penting yang memungkinkan kecepatan transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik, generasi bangsa ini secara lebih luas. Dalam konteks yang lebih spesifik, dapat dikatakan bahwa kebijakan penyelenggaraan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat harus mampu memberikan akses pemahaman dan penguasaan teknologi mutakhir yang luas kepada peserta didik.

Program pembangunan pendidikan terpadu, terarah, dan berbasis teknologi paling tidak akan memberikan multiplier effect dan nurturing effectterhadap hampir semua sisi pembangunan pendidikan sehingga teknologi berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasaan pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi setidaknya memberikan dua keuntungan. Pertama, sebagai pendorong komunitas pendidikan (termasuk guru) untuk lebih apresiatif dan proaktifdalam memaksimalkan potensi pendidikan. Kedua, memberikan kesempatan luas kepada peserta didik dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada, yang dapat diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas.

Adapun kedudukan lain teknologi dalam pendidikan yaitu:
  1. Mempermudah kerjasama antara pakar dan mahasiswa, menghilangkan batasan ruang, jarak, waktu.
  2. Sharing information, sehingga hasil penelitian dapat digunakan bersama sama dan mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan.
  3. Virtual university, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang di akses oleh orang banyak.**



*Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 4
**Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda karya 20011), Hlm. 4-6




Post a Comment