Unsur-unsur Pembangun Cerita Anak

Elemen-elemen atau unsur-unsur cerita anak terdiri dari tema dan amanat, tokoh, latar, alur atau plot, sudut pandang, dan gaya. Titik W.S., dkk., Mari kita bahas tentang unsur-unsur cerita anak tersebut.

Tema Cerita

Tema dalam sebuah cerita ibarat fondasi pada sebuah bangunan. Ini artinya elemen atau unsur yang pertama harus ada dalam sebuah cerita adalah tema. Cerita anak-anak umumnya bersifat didaktis. Secara lebih konkrit tema pertentangan baik dan buruk. Adakalanya tema cerita dinyatakan dengan jelas atau dinyatakan secara eksplisit. Bisa juga disebut tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu cerita. Sesuatu yang menjadi dasar cerita, menjiwai cerita atau pokok masalah dalam cerita. Contoh: keluarga, persahabatan, dll. Yasinta Marpaung (2012: 9).

Amanat

Cerita anak-anak yang bersifat didaktis pada umumnya mengandung ajaran moral, pengetahuan, dan ketrampilan. Hal-hal yang menjadi tujuan pengarang seperti itulah yang disebut amanat. Amanat pada sebuah cerita dapat disampaikan secara implisit (jika jalan keluar atau ajaran moral itu tersirat dalam tingkah laku tokoh) dan secara eksplisit (jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, anjuran, larangan, berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu).

Tokoh

Tokoh adalah orang yang mengalami peristiwa-peristiwa dalam berbagai pertistiwa dalam cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun ada pula berwujud binatang atau tumbuhan. Yasinta Marpaung (2012: 10)

Tokoh juga bisa disebut individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita.

Tokoh sentral dan tokoh bawahan

Berdasarkan fungsinya, tokoh dalam cerita dibedakan atas tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang memegang peran penting dalam cerita. Tokoh yang berperan baik disebut dengan istilah protagonis, tokoh yang jahat disebut dengan istilah antagonis, sedangkan tokoh penengah disebut tritagonis. Adapun yang dimaksud dengan tokoh bawahan adalah tokoh yang kedudukannya tidak sentral, tetapi kehadirannya sangan dibutuhkan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama.

Tokoh datar dan tokoh bulat

Di dalam cerita rekaan, tokoh datar diungkapkan atau disoroti dari satu segi wataknya saja. Tokoh datar bersifat statis, di dalam perkembangannya lakuan atau watak tokoh itu sedikit sekali berubah, bahkan ada kalanya tidak berubah sama sekali. Dengan demikian tokoh datar mudah dikenali dan mudah diingat. Termasuk kedalam tokoh datar adalah tokoh stereotip, misalnya tokoh ibu tiri yang selalu dikukiskan berwatak kejam. Jika lebih dari satu ciri segi wataknya yang ditampilkan di dalam cerita sehingga tokoh itu dapat dibedakan dari tokoh-tokoh yang lain maka tokoh itu disebut tokoh bulat.

Latar

Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Yasinta Marpaung (2012: 12). Latar atau setting diartikan juga sebagai landas tumpu sebuah cerita. Secara kasat mata, latar dalam cerita berkenaan dengan tempat atau ruang dan waktu yang tergambar dalam sebuah cerita. Latar sebagai unsur cerita yang dinamis membantu mengembangkan unsur-unsur cerita yang lain. Hubungan antara latar dengan unsur-unsur yang lain bisa jadi selaras, bisa bersifat kontras.

Alur

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberi makna kata alur yang berhubungan dengan sastra sebagai rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama dan menggerakan jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian ; jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab akibat).

Alur dengan susunan peristiwa yang kronologis. Pengaluran adalah pengaturan waktu penampilan peristiwa untuk dapat juga disusun dengan memperhatikan hubungan klausalnya (sebab-akibat). Alur yang biasa digunakan dalam cerita anak disebut dengan alur datar, artinya cerita yang disajikan dengan cara sederhana, mudah dipahami/ tidak berbelit-belit.

Ada dua tipe alur kronologis, yaitu progresif dan episodik. Dalam buku-buku yang menggunakan alur progresif bab-bab pertama adalah eksposisi, tempat tokoh-tokoh, latar dan konflik dasar diperkenalkan, setelah itu cerita dibangun hingga gawatan dan klimaks. Begitu klimaks tercapai, kesimpulan yang memuaskan (leraian) diraih pula, dan cerita pun berakhir. Alur episodik mengikat beberapa cerita atau episode, masing-masing sebagai sebuah kebulatan dengan konflik dan penyelesaian.

Sudut Pandang

Sudut pandang atau pusat pengesahan (point of view) digunakan pengarang dalam menciptakan cerita agar memiliki suatu kesatuan. Sudut pandang pada dasarnya adalah visi seorang atau tafsiran pengarang.

Secara garis besar sudut pandang dibedakan menjadi dua, yakni sudut pandang orang pertama yang disebut dengan akuan dan sudut pandang orang ketiga yang disebut dengan diaan atau disebut dengan insider atau outsider. Namun, ada juga cerita yang menggunakan sudut pandang campuran, yaitu kedua sudut pandang tersebut (akuan dan diaan) digunakan di dalam sebuah cerita.

Gaya

Disebut cerita sebagai hasil kerja kreatif, seorang pengarang terbentuk melalui proses pengolahan bahasa yang digunakan oleh pengarang berkaitan erat dengan bahasa. Khusus karya sastra dengan bentuk prosa atau cerita, gaya dalam penggunaan bahasa berkaitan erat dengan aspek-aspek cerita, yaitu tujuan dan unsur-unsur cerita. Gaya akan selalu disesuaikan dengan semua aspek yang ada dalam cerita sehingga cerita benar-benar menyatu atau tidak terjadi ketimpangan atau keanehan yang membuat pembaca merasa bingung atau cerita menjadi tidak menarik perhatian.

Melalui gaya bercerita pengarang bertujuan untuk menyampaikan suasana, latar, tokoh, dan unsur-unsur cerita yang lain menjadi hidup. Perlu diketahui, melalui gaya yang ditampilkan, pengarang akan memiliki ciri khas yang membedakan dirinya dari pengarang-pengarang lain.




sumber

Post a Comment