Pendekatan Sosiologis Pengantar Studi Islam

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksut hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup ituserta pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. Sementara itu Soerjono Soekamto mengartikan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaka kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Di dalam ilmu ini juga dibahas tentang proses-proses soisial, mengingat bahwa pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum cukup untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama dari manusia.

Dari dua definisi tersebut terlihat bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini sautu fenomena sosial dapat dianalisis dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan, mobilitas sosial serta keyakina-keyakinan yang mendasari proses tersebut.

Pentingnya sosiologi dalam memahami agama sebagaimana disebutkan di atas, arena bvanyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengsn masalah sosial. Besarnya perhatia agama terhadap masalah sosial itu selanjutnya mendorong kaum agama memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat untuk memahami agamanya. Dalam bukunya berjudul Islam Alternatif, Jalaludin Rahmat telah menunjukkan betapa besarnya perhatian agama yang dalam hal ini Islam terhadap masalah sosial, dengan mengajukan lima alasan sebagai berikut.

Pertama, dikemukakan bahwa perbandingan antara ayat-ayat ibadah dan ayat-ayat yang menyangkut kehidupan sosial adalah satu berbanding seratus untuk satu ayat ibadah. Ciri-citi orang mukmin sebagaimana disebutkan dalam surat al-Mukminun ayat 1-9 misalnya adalah orang yang shalatnya khusu’ menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat, menjaga amanat dan janjinya dan dapat menjaga kehormatan dari perbuatan maksiat.

Kedua, bahwa ditekankannya masalah muamala (sosial) dalam Islam ialah adanya kenyataan bahwa bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan muamalah yang penting, maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan, melainkan dengan tetap dikerjakannya sebagaimana mestinya.
Ketiga, bahwa ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar daripada ibadah yang bersifat perseorangan. Karena itu salat yang dilakuka secara berjama’ah dinilai lebih tinggi nilainya daripada salat yang dikerjakan sendirian (mufarid) dengan ukuran satu berbanding dua puluh derajat.

Keempat, dalam Islam terdapat kerentuan bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka kifatarnya (tebusannya) ialah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial, Bila puasa tak mampu dilakukan misalnya, maka jalan keluarnya adalah dengan membayar fidyah dalam bentuk memberi makan bagi orang miskin.
Kelima, dalam Islam terdapat ajaran bahwa amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapat gsnjsrsn lebih besar daripada ibadah sunnah. Dalam hubungan ini kita misalnya membaca hadits yang artinya sebagau berikut :

“Orang yang bekerja keras untuk menyantuni janda dan orang miskin, adalah seperti pejuang di jalan Allah (atau aku kira beliau berkata) dan seperti orang yang terus-menerus salat satu malam dan terus-menerus berpuasa.” (H.R Bukhari dan Muslim).

Melalui pendekatan sosiologis agama akan dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam Al-Qur’an misalnya kita jumpai ayat-ayat berkenaan dengan manusia lainnya, sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa dan sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu jelas baru dapat dijelaskan apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial pada saatr agama itu diturunkan.





sumber

Post a Comment