Pengertian Tasawuf & Tasawuf Islam

Secara Lughowi

Tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan “ahlu suffah”, yang berarti sekelompok orang pada masa Rasulullah yang hidupnya diisi dengan banyak berdiam diri di Masjid dengan tujuan mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah.

Secara Istilah

Pengertian tasawuf secara istilah telah banyak diformulasikan para ahli satu dan lainnya berbeda, sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing.
  • Menurut Al-Juhairi, ketika ditanya tasawuf, ia menjawab: “Masuk ke dalam segala budi (Akhlak) yang mulia dan keluar dari budi pekerti yang rendah”.
  • Menurut Al-Juhairi, Ia memberikan rumusan tentang tasawuf. “Tasawuf ialah kesadaran bahwa yang Hak Allah adalah yang mematikanmu dan menghidupkanmu.
  • Menurut Abu Hamzah. “Tanda seorang sufi yang benar adalah memilih hidup fakir setelah (Sebelumnya hidup) kaya, memilih menghinakan diri setelah (sebelumnya hidup) penuh penghormatan, memilih menyembunyikan diri setelah (sebelumnya hidup) terkenal.
  • Menurut ‘Amir bin Usman Al-Makki. Ia pernah berkata: “Tasawuf adalah melakukan sesuatu yang terbaik di setiap saat.
  • Menurut Muhammad Ali Al-Qassab. “Tasawuf adalah akhlak mulia yang timbul pada waktu mulia dari seorang yang mulia di tengah-tengah kaumnya yang mulia pula.”
  • Menurut Syamnun. Ia mengatakan, “Tasawuf adalah hendaklah engkau memiliki sesuatu dan tidak dimiliki sesuatu”.
  • Menurut Ma’ruf Al-Kurkhi. Ia mengungkapkan, “Tasawuf adalah mengambil hakikat dan tidak berharap terhadap apa yang ada di tangan makhluk.”
  • Menurut Al-Junaidi. Ia mendefinisikan, “Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa saja yang mengganggu perasaan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang asal (Instink) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan hawa nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, sifat suci kerohanian, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat kepada semua orang, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal hakikat, dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.” 



sumber

Post a Comment