Peternakan Sapi Potong


Pola pengembangan sapi potong dapat dilakukan dengan cara sinkronisasi daerah pengembangan agribisnis peternakan dengan komoditas lain menentukan prioritas pengembangan sapi potong pada daerah tertentu seduai daya adaptasi ternak dengan tidak mengalihfungsikan lahan penggembalaan menjadi daerah pertanian dan hutan industry bahkan bila mungkin meningkatkan status lahan penggembalaan umum baik dari aspek legal maupun kualitasnya.

Peluang usaha beternak sapi potong sangat menjanjikan karena dengan melihat meningkatnnya permintaan bahan makanan yang berasal dari hewan sebagai sumber protein hewani khususnya daging.Dengan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sebagai pendukung peluang usaha beternak sapi potong.Peluang tersebut membuat para pengusaha besar maupun kecil berlomba-lomba untuk mencari keuntungan dari berternak sapi potong. Pemotongan sapi dilakakukan di Rumah Potong Hewan karena untuk menstandarisasi daging yang akan dikonsumsi. Dengan proses pemeriksaan kesehatan ternak sebelum di potong dan pemberian cap bahwa daging telah melewati pemotongan di Rumah Potong Hewan. Dan proses pemotongan sapi di Rumah Potong Hewan dilakukan oleh petugas yang terampil, menggunakan semi modern, sehingga mampu memotong puluhan ternak saat waktu pemotongan. Walaupun begitu, petugas tetap memegang kendali penuh atas proses pemotonganya. Dari Rumah Potong Hewan yang dikunjungi, bisa diketahui bagaimana standar pelaksanaan pemotongan yang baik, untuk kemanan pangan from stable to table.
Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu ke- waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambanan jumlah penduduk, penda-patan, kesadarangizi, dan perbaikan tingkat pendidikan. Sementara itu pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi meningkatnya jumlah permintaan dalam negeri.

Pengembangan peternakan di suatu daerah umumnya harus dipertimbangkan dari berbagai segi seperti karakteristik wilayah berupa iklim, topografi,jenis komoditi, tanah dan kecenderungan penggunaannya serta kondisi masyarakat suatu daerah, ketersediaan modal, pola pengembangan, ketrsediaan pakan, infrastruktu dan kelembagaan. Secara spesifik pelaksanaan pengembangan peternakan dapat melalui berbagai cara yaitu perwilayahan produksi, wilayah sumber bibit, pengembangan system pola, sarana, pemberdayaan peternak dan pengembangan pakan ternak. Pengembangan ternak sapi potong ada tiga prinsip yang harus dipenuhi yakni menjaga keseimbangan supply-demand daging, prinsip pelestarian dan prinsip mengurangi ketergantungan impor. Penyediaan daging sapi bagi kebutuhan masyarakat perlu dikendalikan agar prinsip pelestarian untuk peningkatan populasi dapat dicapai dan ketergantungan semakin dikurangi.

Pola pengembangan ternak sapi potong takyat pada prinsipnya terdapat dua model, yakni pola swadaya dan pola kemitraan. Pola swadaya merupakan pola pengembangan peternakan rakyat yang mengandalkan swadaya dan swadana peternak baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan pola kemitraan (PIR-NAK) merupakan kerjasama antara perusahaan inti dengan peternak rakyat sebagai plasma dimana dalam kerjasama atau kemitraan ini, seluruh kegiatan pra-produksi, produksi hingga pasca produksi dilakukan dengan kerjasama antara plasma dan inti. Pertumbuhan ternak potong meliputi pertumbuhan pre natal dan post natal. Pertumbuhan pre natal adalah pertumbuhan yang terjadi atau berlangsung di dalam kandungan induk dan pertumbuhan post natal adalah pertumbuhan yang terjadi atau berlangsung mulai ternak dilahirkan sampai mati. Fase pertumbuhan pada umur pedet, cempe atau genjik berbeda dengan fase pertumbuhan pada ternak muda dan dewasa.



sumber

Post a Comment