Pengelolaan Usaha Peternakan

Pengelolaan usaha tani pada hakikatnya akan dipengaruhi oleh perilaku petani yang mengusahakan. Perilaku tersebut tergantung dari banyak faktor diantaranya: watak, suku dan kebangsaan dari petani itu sendiri, tingkat kebudayaan bangsa dan masyarakatnya, dan juga dari kebijaksanaan pemerintah (Tohir, 1991).

Ternak sebagai komoditas, sekelompok ternak yang dihasilkan dari turunan ternak sumberdaya melalui suatu perkawinan tertentu atau kelompok ternak yang telah terpilih melalui satu jalur perkawinan tertentu atau seleksi genetis tertentu berdasarkan ciri-ciri karakteristk yang diunggulkan. Ternak komoditas berfungsi menghasilkan bakalan unggul. Contoh kelompok ini adalah ayam ras GPS (Grand Parent Stock). Ternak sebagai penghasil produk adalah kelompok ternak yang berfungsi menghasilkan daging, susu, telur secara efisien. Contoh kelompok ini adalah sapi bakalan impor, ayam ras pedaging, ayam petelur dan lain-lain (Yusdja dan Ilham, 2006).

Usaha tani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk memperoleh hasil selanjutnya (Adiwilaga, 1982). Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001).

Tujuan utama dari usaha ternak adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, baik berupa uang maupun berwujud hasil. Usaha ternak bisa digolongkan menjadi dua: Hasil Pokok, yaitu dapat berupa makanan seperti : daging, susu, dan telur. Berupa tenaga kerja seperti tenaga kerbau dalam membajak. Hasil Ikutan (by product), pada umumnya, dari usaha ternak, kecuali memberikan hasil utama, juga memberikan hasil sampingnya yang bisa dimanfaatkan antara lain: Pupuk, dari hewan ternak menyusui dan unggas dapat diperoleh kotorannya yang sangat besar manfaatnya bagi usaha pertanian. Kulit untuk sepatu, tas, alat musik dan wayang. Tangkai tanduk digunakan untuk tangkai kipas, tangkai wayang, sisir, kancing baju dan masih banyak lagi. Tulang, dapat digunakan sebagai tepung tulang yang digunakan sebagai pakan ayam dan babi (Sihombing, 2006).

Faktor-faktor produksi dalam usahatani terdiri atas empat unsur pokok, yaitu tanah, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan. Keempat faktor produksi tersebut dalam usahatani mempunyai kedudukan yang sama pentingnya (Hernanto, 1988).

Menurut Saragih (2000), berdasarkan corak usaha tani, kegiatan usaha ternak di Indonesia, telah berkembang 4 tipologi usaha, yaitu : Usaha tani ternak sebagai usaha sambilan, yaitu petani ternak mengusahakan berbagai macam komoditi terutama tanaman pangan, dimana ternak sebagai usaha sambilan untuk mencukupi kebutuhan sendiri dengan tingkat pendapatan dari usaha tani ternak kurang dari 30%. Usaha tani ternak sebagai cabang usaha, yaitu petani ternak mengusahakan pertanian campuran (mixed farming) dengan ternak sebagai cabang usaha tani dengan tingkat pendapatan dan budidaya ternak 30-70% (semi komersial). Usaha tani ternak sebagai usaha pokok, yaitu petani ternak mengusahakan ternak sebagai usaha sambilan (single commodity) dengan tingkat pendapatan dari ternak sekitar 70-100%. Usaha tani ternak sebagai usaha industri, yaitu peternak mengusahakan ternak sebagai industri komoditas ternak secara khusus (specialized farming) dengan tingkat pendapatan 100% dari usaha ternak pilihan.

Aritonang (1993) berpendapat bahwa corak usahatani yang sub-sistem umumnya menerapkan pola pe-nanganan ternak yang bersifat tradisional (penerapan teknologi yang rendah) dengan skala usaha yang kecil. Semakin besar skala usaha, tujuan ekonomi semakin menonjol sehing-ga prinsip ekonomi intensif diperhatikan.


sumber

Post a Comment