Dasar Penyusunan APBN

Dasar Penyusunan APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menjadi dasar dalam penggunaan biaya dalam pelaksanaan program-program negara disusun melalui berbagai indikator ekonomi makro. Indikator ekonomi makro tersebut dijadikan tolak ukur sebelum menyusun anggaran yang dibutuhkan dan dikeluarkan oleh negara.

Adapun indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan APBN tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, suku bunga, harga minyak internasional, produksi minyak Indonesia, kebijakan fiskal dan jumlah pengangguran:2,3

a. Pertumbuhan ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahanpenduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang merupakan hasil output yang dibentuk oleh berbagai sektor ekonomi ini memengaruhi proses penyusunan APBN dengan dasar dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang telah dicapai oleh sektor ekonomi tersebut pada suatu waktu tertentu. 

Pertumbuhan ekonomi dapat menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian yang akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Dengan melihat kondisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, akan dapat dilihat gambaran terkait dengan komponen-komponen kegiatan yang dimasukkan ke dalam APBN.

b. Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi merupakan salah satu penyakit ekonomi yang tidak bisa diabaikan, karena dapat menimbulkan dampak yang sangat luas. Oleh karena itu inflasi sering menjadi target kebijakan pemerintah. Inflasi yang tinggi bisa menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang lambat dan pengangguran yang meningkat. Dengan keadaan yang demikian, stabilitas APBN juga dipertimbangkan dengan tinggi atau rendahnya inflasi yang terjadi. Maka dari itu, inflasi menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam menyusun APBN.

c. Nilai Tukar
Nilai tukar merupakan variabel dalam perekonomian terbuka seperti dewasa ini. Dalam penentuan nilai APBN selalu berdasarkan pada asumsi nilai tukar. Karena dalam APBN terdapat komponen belanja pembayaran bunga hutang luar negeri yang harus dibayarkan dalam mata uang asing. Jika suatu ketika nilai tukar terhadap mata uang Indonesia tinggi, maka akan semakin rendah pembayaran hutang negara tersebut. Dan sebaliknya, jika suatu ketika nilai tukar terhadap mata uang Indonesia rendah, maka Indonesia berupaya untuk menyediakan anggaran yang lebih. Selain itu juga ada beberapa jenis penerimaan yang diterima dalam bentuk mata uang asing. Maka dari itu, nilai tukar ini sangat penting diketahui dalam menyusun APBN.

d. Suku bunga

Tingkat suku bunga merupakan salah satu variabel yang memengaruhi masyarakat dalam memilih bentuk kekayaan yang ingin dimilikinya, apakah dalam bentuk uang, financial asset, atau benda-benda riil seperti tanah, rumah, mesin, barang dagangan dan lain-lain. Mana yang memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi akan lebih diminati. Tingkat suku bunga digunakan sebagai salah satu variabel dalam kebijakan menyusun APBN di Indonesia. Hal ini didasari bahwa suku bunga dapat menggambarkan kondisi perekonomian negara dengan kekayaan-kekayaan yang dimiliki oleh negara.

e. Harga Minyak Internasional

Harga minyak internasional tentunya memberikan dampak terhadap penyusunan anggaran APBN. Jika harga minyak internasional naik, maka dampak terhadap APBN adalah negatif, yaitu beban subsidi BBM dan listrik jauh lebih tinggi dari kenaikan penerimaan negara dari kenaikan harga minyak. Hal ini akan menyebabkan pemerintah harus memotong anggaran-anggaran lainnya, agar APBN tetap dapat sehat dan tidak kolaps, yang akan menyebabkan krisis ekonorni yang lebih besar, karena masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan pemerintah dalam mengelola anggaran dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Jika ini terjadi, maka orang akan memindahkan investasi dan uangnya keluar negeri. Arus modal keluar akan mengakibatkan nilai tukar rupiah melemah. Nilai tukar rupiah yang melemah akan mengakibatkan harga-harga komoditas naik lebih tinggi lagi. Harga-harga yang naik akan semakin memberatkan perekonomian.

f. Produksi Minyak Mentah

Seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memproduksi minyak mentah ke internasional. Dengan kekayaan alam berupa minyak mentah yang dimiliki oleh Indonesia tersebut, dapat menjadi salah satu penerimaan anggaran yang diterima oleh negara. Semakin besar produksi minyak mentah di Indonesia, maka akan semakin besar penerimaan yang diterima oleh Indonesia. Dan sebaliknya, semakin kecil produksi minyak mentah di Indonesia, maka akan semakin kecil penerimaan yang diterima oleh Indonesia. Tentunya hal ini akan berpengaruh pada penyusunan APBN yangmana didasarkan pada besar atau kecilnya penerimaan yang diterima oleh negara.

g. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka pelaksanaan pembangunan. APBN sendiri mempunyai dua sisi, yaitu sisi mencatat pengeluaran dan sisi yang mencatat penerimaan. Sisi pengeluaran mencatat semua kegiatan pemerintah yang memerlukan uang untuk pelaksanaannya. Salah satu sumber penerimaan tersebut adalah pajak. Disinilah perencanaan dalam penyusunan APBN diperlukan. Pemerintah harus dapat menentukan besarnya pajak yang akan dipungut dari setiap masyarakat karena dari hasil pajak itulah sumber dana yang didapatkan dalam menjalankan kegiatan yang telah disusun dalam APBN.

h. Jumlah Pengangguran

Pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang memengaruhi manusia secara langsung dan menyebabkan penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis atau semua orang dalam referensi waktu tertentu. Pada umumnya pengeluaran agregat yang sebenarnya adalah lebih rendah dari pada yang diperlukan untuk mencapai kesempatan kerja penuh. Keadaan seperti ini akan menimbulkan pengangguran. Ada kalanya permintaan agregat melebihi kemampuan perekonomian untuk memproduksikan barang dan jasa. Keadaan ini menyebabkan harga-harga atau inflasi. Inflasi itu sendiri berkaitan dengan pendapatan riil masyarakat yang pada akhirnya dapat berimbas pada kesejahteraan masyarakat.





Post a Comment