Penulisan Aitem

Aitem-aitem tes yang bertipe Benar-Salah harus juga memenuhi beberapa kriteria sebagai kaidah penulisan, agar syarat kualitas aitem dapat terpenuhi. Berikut adalah petunjuk atau kaidah penulisan aitem tipe Benar-Salah seperti yang dikemukakan oleh Ebel (1979).

1) Aitem haruslah mengungkap ide atau gagasan yang penting.

Kurang baik :
Presiden Sukarno lahir di Blitar

Komentar : kecuali dalam konteks belajar sejarah, masalah tempat dimana seseorang dilahirkan, sekalipun beiau orang penting, hanyalah menarik untuk dijadikan topik pembicaraan sehari-hari dan kurang berarti untuk dijadikan pertanyaan dalam tes yang harusnya berisi hal-hal yang tidak boleh untuk tidak diketahui. Masih banyak hal lain mengenai Presiden Sukarno yang lebih patut untuk diungkap.

Lebih baik :
Dwikora dikumandangkan oleh presiden Sukarno dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat.

2) Aitem tipe Benar-Salah hendaknya menguji pemahaman, jangan hanya mengungkap ingatan mengenai suatu fakta atau hafalan.

Kurang baik :
Kuadrat hipotenusa pada suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat sisi yang lain.

Komentar : aitem seperti contoh di atas tidak lebih daripada pengulangan apa yang sudah tertulis di dalam buku, karenanya hanya akan mengukur kemampuan menghafal tanpa menambah pengertian.

Lebih baik :
Apabila hipotenusa suatu segitiga siku-siku sama sisi adalah 7 cm, maka panjang masing-masing sisi yang lain pasti lebih daripada 5 cm.

3) Kebenaran atau ketidakbenaran suatu aitem haruslah bersifat mutlak.

Kurang baik :
Menambah jumlah aitem pada suatu tes aka meningkatkan reliabilitas tes tersebut

Komentar : jawaban terhadap aitem tersebut adalah B (Benar) apabila penjawab berasumsi bahwa aitem yang ditambahkan adalah pararael aatau homogen isinya dengan aitem yang sudah ada didalam tes itu. Tetapi, mereka yang menjawab S (Salah) pun haruslah diberi angka, karena tanpa disebutkan mengenai keadaan aitem yang ditambahkan, maka tidak ada keharusan untuk berasumsi mengenai homogenitas aitem yang dimaksud.

Lebih baik :
Suatu tes yang terdiri dari 40 aitem mempunyai reliabilltas r=0,60. Apabila pada tes tersebut ditambahkan 20 aitem lagi yang pararel isinya, maka estimasi reliabilitas adalah r=0,90.

4) Aitem harus menguji pengetahuan yang spesifik danjawabannya tidak jelas bagi semua orang, kecuali bagi mereka yang menguasai pelajaran.

Kurang baik :
Belajar yang kurang teratur dapat menyebabkan nilai ujian yang rendah.

Komentar : aitem seperti itu terlalu umum dan terlalu jelas jawabannya bagi siapa saja, baik ia tahu masalah maupun ia tidak memahami bahan pelajaran.
Lebih baik menanyakan hal yang spesifik berkenaan dengan teori tentang belajar.

Lebih baik :
Menghafal tiga kali sehari masing-masing selama 30 menit lebih baik hasilnya daripada menghafal satu kali sehari selama 120 menit.

5) Aitem harus dinyatakan secara jelas.

Kurang baik :
Belajar dengan prinsip 2 x 4 adalah lebih baik daripada 4 x 2. Ini sejalan dengan prinsip “The Law of Effect” nya Thorndike.

Komentar : ada beberapa hal yang menyebabkan aitem ini dianggap aitem yang buruk. Pertama, prinsip 2x4 tersebut tidak dapat diterapkan pada semua jenis belajar. Jadi, kebenaran aitem tersebuut masih diperdebatkan.

Kedua, tidak jelas sebenarnya apa yang ingin diuji oleh penulis aitem, pengetahuan mengenai prinsip belajarkah atau pengetahuan mengenai siapa tikoh yang mengemukakan prinsip tersebut, ataukah kecocokan antara prinsip dengan teori Thorndike?

Ketiga, aitem tersebut mengandung dua gagasan atau lebih yang keduanya dapat hanya benar salah satunya saja, sehingga tidak berisi ide yang tunggal dan spesifik.

Lebih baik :
Menurut Thorndike, agar bahan pelajaran tidak mudah terlupakan, kita harus sering mengulanginya.

Post a Comment