Tahapan Menjadi Waria

Psikolog Amerika Robert Epstein (2006) melakukan peneliian dengan 18.000 relawan di 12 negara sebagai pengisi kuesioner , hasilnya adalah kurang dari 10 % orang orang murni sebagai heteroseksual ataupun homoseksual. Sedangkan sisanya yaitu 90% adalah biseksual atau penyuka semuanya[5]. Inilah bisa menjadi modal utama orang orang mempunyai penyimpangan suksual. Perlu diketahui bahhwa orientasi seksual manusia dibagi menjadi 3 yaitu heteroseksual, homoseksual, dan biseksual.

Dari hasil pengamatan penyusun, sebelum menjadi waria seseorang akan menyadari ada yang salah dengan dirinya. Dia tidak merasa nyaman dengan dirinya sendiri sebagai laki laki jika perempuan dan perempuan jika laki laki.

Kemudian ketika dia bersama dengan teman lawan jenisnya dengan segala pernak pernik lawan jenisnya, dia merasa nyaman. Berawal dari coba coba yang kemudian mulai mengubah penampilanya menjadi seperti lawan jenisnya. Selain itu, orientasi cinta dan sexnya mulai berubah. Pada tahapan ini seorang menjadi homosexual, baik itu gay ataupun lesbian.

Namun dalam Islam, fenomena waria dibagi menjadi 2, yaitu: Jenis pertama adalah yang golongan yang diciptakan dalam keaadaan seperti itu, dan dia tidak memberat-beratkan dirinya untuk berakhlaq dengan akhlaq wanita, berhias, bicara dan bergerak seperti gerakan wanita. Bahkan hal tersebut merupakan kodrat yang Allah ciptakan atasnya, maka yang seperti ini tidak ada ejekan, celaan, dosa dan hukuman baginya karena sesungguhnya dia diberi udzur karena dia tidak membuat-buat hal tersebut.

Ketika dilahirkan, waria ini kebanyakan memiliki kelamin ganda, sehingga penentuannya dapat dilihat saat pertama kali dia mengeluarkan air kencing, namun jika air kencing ini tidak keluar atau keluar pada 2 alat kelaminnya, maka kebiasaanlah yang menentukan.

Jenis kedua dari Al-Mukhonats yaitu yang kodratnya tidak seperti itu, bahkan dia berusaha berakhlak, bergerak, bertabiat dan berbicara seperti wanita dan juga berhias dengan cara wanita berhias.dalam islam ini dilarang dan merupakan hal yang menyalahi kodrat ilahi.

Memang tahapan waria selalu mengalami kendala dan penolakan baik dari jenis yang pertama maupun yang kedua. Penolakan masyarakat pada waria selama ini bukan saja karena penampilan fisiknya yang “aneh” tapi terlebih lagi karena perilaku seksualnya yang dianggap menyimpang. Mereka dianggap sebagai pendosa atau orang yang dikutuk Tuhan karena tertarik dengan sesama jenis (homoseks).

Namun dorongan dari diri sendiri yang kuatlah yang menjadikan waria bisa bertahan, meski tak jarang waria kembali menjadi laki laki tulen dan memadu kasih dengan lawan jenisnya.


Post a Comment