Allah menciptakan manusia hanya 2 jenis, yaitu wanita dan pria. Dan pada hakikatnya memang hanya ada dua kecenderungan itu. Bagaimanapun , Wanita adalah sesorang yang memiliki organ reproduksi berupa vagina dan rahim, untuk mengandung, melahirkan dan menyusui, yang tidak bisa dilakukan oleh pria, ini yang disebut dengan tugas perempuan/wanita/ibu.
Pria adalah lawan jenis dari wanita. Yaitu sesorang yang memproduksi sperma dan memiliki alat reproduksi berupa penis.
Sedangkan Waria (portmanteau dari wanita–pria) atau wadam (dari hawa–adam) adalah laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupannya sehari-hari. Keberadaan waria telah tercatat lama dalam sejarah dan memiliki posisi yang berbeda-beda dalam setiap masyarakat. Walaupun dapat terkait dengan kondisi fisik seseorang, gejala waria adalah bagian dari aspek sosial transgenderisme.
Seorang laki-laki memilih menjadi waria dapat terkait dengan keadaan biologisnya (hermafroditisme), orientasi seksual (homoseksualitas), maupun akibat pengondisian lingkungan pergaulan.
Bastaman dkk (2004:168) mengatakan bahwa transsexual yaitu keinginan untuk hidup dan diterima sebagai anggota kelompok lawan jenis, biasanya disertai dengan rasa tidak nyaman atau tidak sesuai dengan jenis kelamin, dan menginginkan untuk membedah jenis kelamin serta menjalani terapi hormonal agar tubuhnya sepadan dengan jenis kelamin yang diinginkan. Kartono (1989:226) mengatakan bahwa transsexual ialah gejala merasa memiliki seksualitas yang berlawanan dengan struktur fisiknya[3].
Koeswinarno (2005:12) mengatakan bahwa seorang transsexual secara psikis merasa dirinya tidak cocok dengan alat kelamin fisiknya sehingga mereka memakai pakaian atau atribut lain dari jenis kelamin yang lain[4].
Dalam kitab Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-‘Asqalan mengatakan bahwa waria atau dalam bahassa arab di sebut Al-Mukhonats adalah laki-laki yang menyerupai wanita dalam gerakan, gaya bicara dan lain sebagainya, yang bisa dari bawaan lahir maupun kehendaknya sendiri.
Disinggung diatas bahwa ada 2 jenis gender sama saja meniadakan waria, hal ini dikarenakan waria sejatinya wanita, soul atau jiwa mereka manjadi wanita, namun kemasannya yang laki-laki inilah yang kemudian masyarakat menganggap sebagai masalah sosial.
Jadi waria adalah seorang laki laki ataupun wanita yang mempunyai kecenderungan untuk menjadi lawan jenis dengan mengubah dirinya menjadi sosok lawan jenis dan meninggalkan atribut dirinya yang asli.
Pria adalah lawan jenis dari wanita. Yaitu sesorang yang memproduksi sperma dan memiliki alat reproduksi berupa penis.
Sedangkan Waria (portmanteau dari wanita–pria) atau wadam (dari hawa–adam) adalah laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupannya sehari-hari. Keberadaan waria telah tercatat lama dalam sejarah dan memiliki posisi yang berbeda-beda dalam setiap masyarakat. Walaupun dapat terkait dengan kondisi fisik seseorang, gejala waria adalah bagian dari aspek sosial transgenderisme.
Seorang laki-laki memilih menjadi waria dapat terkait dengan keadaan biologisnya (hermafroditisme), orientasi seksual (homoseksualitas), maupun akibat pengondisian lingkungan pergaulan.
Bastaman dkk (2004:168) mengatakan bahwa transsexual yaitu keinginan untuk hidup dan diterima sebagai anggota kelompok lawan jenis, biasanya disertai dengan rasa tidak nyaman atau tidak sesuai dengan jenis kelamin, dan menginginkan untuk membedah jenis kelamin serta menjalani terapi hormonal agar tubuhnya sepadan dengan jenis kelamin yang diinginkan. Kartono (1989:226) mengatakan bahwa transsexual ialah gejala merasa memiliki seksualitas yang berlawanan dengan struktur fisiknya[3].
Koeswinarno (2005:12) mengatakan bahwa seorang transsexual secara psikis merasa dirinya tidak cocok dengan alat kelamin fisiknya sehingga mereka memakai pakaian atau atribut lain dari jenis kelamin yang lain[4].
Dalam kitab Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-‘Asqalan mengatakan bahwa waria atau dalam bahassa arab di sebut Al-Mukhonats adalah laki-laki yang menyerupai wanita dalam gerakan, gaya bicara dan lain sebagainya, yang bisa dari bawaan lahir maupun kehendaknya sendiri.
Disinggung diatas bahwa ada 2 jenis gender sama saja meniadakan waria, hal ini dikarenakan waria sejatinya wanita, soul atau jiwa mereka manjadi wanita, namun kemasannya yang laki-laki inilah yang kemudian masyarakat menganggap sebagai masalah sosial.
Jadi waria adalah seorang laki laki ataupun wanita yang mempunyai kecenderungan untuk menjadi lawan jenis dengan mengubah dirinya menjadi sosok lawan jenis dan meninggalkan atribut dirinya yang asli.
Post a Comment