Pernikahan Suku Baduy


Di dalam proses pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Baduy hampir serupa dengan masyarakat lainnya. Namun, pasangan yang akan menikah selalu dijodohkan dan tidak ada yang namanya pacaran. Orang tua laki-laki akan bersilaturahmi kepada orang tua perempuan dan memperkenalkan kedua anak mereka masing-masing.

Setelah mendapatkan kesepakatan, kemudian dilanjutkan dengan proses 3 kali pelamaran. Tahap Pertama, orang tua laki-laki harus melapor ke Jaro (Kepala Kampung) dengan membawa daun sirih, buah pinang dan gambir secukupnya. Tahap kedua, selain membawa sirih, pinang, dan gambir, pelamaran kali ini dilengkapi dengan cincin yang terbuat dari baja putih sebagai mas kawinnya. Tahap ketiga, mempersiapkan alat-alat kebutuhan rumah tangga, baju serta seserahan pernikahan untuk pihak perempuan.

Pelaksanaan akad nikah dan resepsi dilakukan di Balai Adat yang dipimpin langsung oleh Pu’un untuk mensahkan pernikahan tersebut. Uniknya, dalam ketentuan adat, Orang Baduy tidak mengenal poligami dan perceraian. Mereka hanya diperbolehkan untuk menikah kembali jika salah satu dari mereka telah meninggal. Jika setiap manusia melaksanakan hal tersebut.

Budaya pacaran dalam perspektif Pendidikan kewarganegaraan

Di dalam istilah Pendidikan Kewarganegaraan, memang tidak dimasukkan dalam pembelajarannya. Namun jika kita analisis lebih jauh, Pacaran dalam Pendidikan Kewarganegaraan memang tidak ada larangan untuk membina sebuah tali kasih dan sayang antar sesame manusia.Rasa untuk mencurahkan kasih dan saying kepada seseorang pribadi itu merupakan hak yang dapat dikategorikan Hak Asasi Manusia, dimana hak tersebut melekat pada diri pribadi sejak lahir dan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Diatur lebih lanjut dalam ideologi bangsa Indonesia sebagai consensus bersama, dimana manusia Indonesia harus saling horma-menghormati satu sama lain mengenai hak dan kewajibannya. Jika kita menilik pada pengertian Pacaran, yaitu sebagai tahap pengenalan lebih jauh antar pasangan, maka ini relevan dengan apa yang diatur dalam konstitusi UUD 1945 pasal 28B ayat 1 yang berbunyi “Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan”. Kita focus pada dalil “setiap orang berhak membentuk keluarga”, kita dapat menganalisis dalam membentuk sebuah keluarga memerlukan tahapan seperti tahap perkenalan untuk mengenal satu sama lain antar pasangan, dan tahap kejenjang yang lebih serius.

Dalam pandangan Pendidikan Kewarganegaraan juga tidak diatur mengenai kepada siapa berpasangan, baik itu kepada sesama umat beragama maupun beda agama.

Namun yang perlu diingat bahwa Indonesia dalam melaksanakan hak dan kewajibannya menerapkan margin of appreciation.Hak seoarang warga Negara Indonesia tidak dilaksanakan secara universal atau tak terbatas, tetapi ada hal yang membatasi hak seorang warga Negara Indonesia, yaitu hak tersebut dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan filsafat ideology dan kepribadian bangsa Indonesia.

Dari uraian diatas, Pacaran dalam Pendidikan Kewarganegaraan itu tidak dilarang karena merupakan Hak setiap warga Negara.Namun dalam pelakasanaan pacaran tersebut harus tetap menjaga dan menghormati kebiasaan dan pribadi bangsa Indonesia. Jangan samakan antara Pacaran di Indonesia dengan di Negara lain. Di Negara lain dalam berpacaran dapat dibebaskan sebebas-bebasnya karena mereka mengakui hak warga negaranya secara penuh dan Negara dilarang untuk ikut campur dalam masalah hak pribadi warga negaranya. Beda di Indonesia,dimana di daerah hidup pandangan hidup dan kebiasaan yang harus dihormati dan dilaksanakan.

Bagi seorang mahasiswa, dari uraian diatas bahwa pacaran adalah hak setiap warga Negara termasuk mahasiswa. Namun dalam pacaran harus menjaga dan mentaati norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat seperti norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma hukum.




sumber

BANYAK ORANG YANG MENJALANI FREE SEKS DI IDONESIA (PERSENTASE)

Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri pernah berhubungan seksual. Di antara mereka yang kemudian hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu klinik untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi haid adalah nama lain untuk aborsi. Sebagai catatan, kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya remaja,” kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali ini.

Penelitian di Bandung tahun 1991 menunjukkan dari pelajar SMP, 10,53 persen pernah melakukan ciuman bibir, 5,6 persen melakukan ciuman dalam, dan 3,86 persen pernah berhubungan seksual. Dari aspek medis, menurut Dr. Budi Martino L., SPOG, seks bebas / free seks memiliki banyak konsekwensi misalnya, penyakit menular seksual,(PMS), selain juga infeksi, infertilitas dan kanker. Tidak heranlah makin banyak kasus kehamilan pranikah, pengguguran kandungan, dan penyakit kelamin maupun penyakit menular seksual di kalangan remaja (termasuk HIV/AIDS).

Di Denpasar sendiri, menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, per November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS ini terdiri dari pemakai narkoba suntik 33 orang, 120 pekerja seksual, 228 orang dari keluarga baik. Karena keadaan wanita penderita HIV/AIDS mengalami penurunan sistem kekebelan tubuh menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS menyerang anak dan bayi yang dilahirkannya.

Tindakan remaja yang seringkali tanpa kendali menyebabkan bertambah panjangnya problem sosial yang dialaminya. Menurut WHO, di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu yang tidak menginginkan kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan 500.000 ibu mengalami kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50 % diantaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan 90 % terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.

Dampak Seks bebas / free seks terhadap Kesehatan Fisik dan Psikologis Remaja
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas / free seks masih sangat rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas / free seks ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996 penyakit syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe meningkat 170% dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran, homoseksual/ lesbian, incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi industri yang menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar dan disyahkan oleh undang-undang.

Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional (unsafe abortion).

Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.

Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.




sumber

Sejarah Mbah Priok atau Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad

Mbah Priok atau Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad adalah penyebar agama Islam di Jakarta Utara pada abad ke-18. Mbah Priok terkait erat dengan sejarah Jakarta. Namanya menjadi asal mula daerah Tanjung Priok yang kita kenal sekarang.

Siapa sangka ternyata asal muasal nama tanjung priok ini berasal dari penghuni makam ini yaitu Al Imam Arif Billah habib Hasan bin Muhammad Al haddad. BEliau adalah seorang ulama sekaligus waliyullah ,Jadi ceritanya begini suatu hari seperti biasa Habib hasan ini berdakwah ke sluruh pelosok2 sampai tempat terpencil dengan sebuah perahu kecil degan dayung2 bersama teman2nya.
Singkat cerita suatu hari tentara Belanda melakukan penyerangan d laut,Hb Hasan terpaksa tidak makan sampai 10 hari hingga akhirnya ia menutup periok(tempat Menaruh nasi)dengan jubahnya, dan subhanallah Ajaib tiba ketika jubahnya dibuka keluarlah nasi dari periok tsb dan beliau makan bersama teman2nya.

Namun ketika masih dalam pelayaran habib diserang oleh ombak besar, temanya selamat dan tidak sempat menyelamatkan sang ulama. Namun lagi keajaiban terjadi ikan lumba2 mengerumuni jasad beliau dan membawanya ke daratan. Masyarakat sekitar kaget dan takjub akan peristiwa itu.Masyarakat pun sgera mengebumikan beliau, di makam bliau pada saat itu,di posisi kepala beliau ditancapkan dayung yg dipakai beliau mendayung perahu karena dibangun pondok di makam itu maka daerah itu dinamakan pondok dayung,(cek)sedangkan di posisi kaki beliau ada pohon tanjung yang tumbuh,sedangkan di samping makam beliau ditaruh periok, yang setiap hari/taun posisinya bergeser hingga ke lautan, sampai2 ada orang yang melihat periok sebesar rumah muncul dari lautan, maka dari itu daerah itu dinamakan TANJUNG PRIOK(CEK UNTUK MEMBUKTIKAN)
Karena letaknya yang strategis dekat dengan pelabuhan(bahkan lokasinya di Terminal Peti Kemas Koja)maka membuat orang2 yang maruk dengan harta ngiler ingin menggarap tanah ini, bahkan rencana busuk ini sudah dimulai ketika zaman belanda,konon kisahnya ketika pemerintah kolonial ingin membongkar makam ini tiba terdengar ledakan keras dan sinar laser dari dalam makam, sehingga kolonial urung membongkarnya, Ternyata Hal itu terjadi lagi di zaman Soeharto,tommy Soeharto yang dulu menguasai daerah pelabuhan bilang agar kawasan makam jangan diusik, namun rupanya anak buahnya ada yang membandel,maka dibuatlah rencana2,bahkan sang ahli waris diteror,dintimidasi dlll, namun ketika beko (buldoser) sudah mau menancapkan taringnya ke makam beko pun meledak dan opratornya pun tewas seketika, kejadian ini terulang lagi sampai enam kali. Maka dari itu sekarang ini tidak ada lagi yang berani mengusik makam keramat ini.Namun tetap saja ada yang mau merebut tanah ini seperti pihak PELINDO,tetapi para Ulama seluruh Indonesia bahkan mancanegara akan melindunginya karena habib berwasiat jika makam saya dibongkar sampai 3 kali maka bukan tjg priok saja yang bakal tenggelam, Jakarta pun akan tenggelam.

kenapa makam wali ini harus diporakporandakan? sementara tempat maksiat makin menjamur subur.. Semoga pada Binasa orang2 yg ingin Menghancurkan Makam Mbah Priok!!! Allahu akbar...
ya Allah selamatkanlah makam Mbah Priok!

Misteri Huruf W di Awan Sebelum Penggusuran Makam Mbah Priok

JUM'AT, 16 APRIL 2010 | 06:34 WIB
Tempo/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Hari masih pagi di kompleks Makam Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad (1727-1756), Koja, Jakarta Utara, Rabu (14/4). Sekitar 200 santri berkumpul di halaman makam guna "menyambut" tamu mereka: 4000 Satuan Polisi Pamong Praja
Karena tamu dianggap hendak menghancurkan kompleks makam keramat, santri mempersiapkan diri dengan berbagai senjata. Mulai bambu runcing, kayu yang dilengkapi paku, celurit, golok dan samurai. 

Diantara lantunan Shalawat Badar, persiapan perang mereka terhenti oleh teriakan salah satu santri: "Allahu Akbar". Di ufuk timur, terbentang awan berlafaz "Allah". 

Dari foto yang direkam dengan kamera telepon genggam, awan itu memang tidak sepenuhnya berbentuk Allah. Lebih menyerupai huruf "w". Tapi penampakan itu cukup untuk membangkitkan semangat penjaga makam. "Kami yakin Allah bersama kami," kata Habib Alwi Al-Hadad, 46 tahun, seorang ahli waris makam kepada Tempo, Kamis (15/4). 

Mungkin semangat itu juga yang membuat para santri berani menghadapi penyerang yang jumlahnya 20 kali lebih banyak. Batu-batu yang dilayangkan ke tubuh-tubuh kerempeng itu tidak sedikit pun menyakiti mereka. 

Seorang wartawan yang melihat kejadian menuturkan buldozer sempat meruntuhkan tembok di kanan-kiri gapura yang bertulis "Ghubbah Al-Haddad". Namun saat hendak menghancurkan gapura, petugas operator tanpa ba-bi-bu ngacir meninggalkan mesin penghancur itu. Si wartawan sempat mendengar gumaman operator yang mengaku ketar-ketir melihat sosok manusia besar di depan gapura. 

"Kesaktian" makam keramat itu bukan isapan jempol. Mbah Priok, begitu penghuni makam dikenal warga, dipercaya sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.

Habib Ali Al-Idrus 38 tahun pengurus makam menuturkan Habib Hasan lahir di Ulu Palembang, Sumatera Selatan pada tahun 1727. Menjelang dewasa, ia belajar agama Islam di Yaman Selatan. Setelah beberapa tahun, Habib Hasan kembali ke Palembang.

Pada tahun 1756, Habib Hasan Al-Haddad pergi ke Jawa bersama Habib Ali Al-Haddad dan 3 orang lainnya. Tujuan mereka untuk menyebarkan agama Islam dan mengunjungi makam pelopor Islam, seperti Habib Husein Alaydrus di Mesjid Luar Batang, Penjaringan Jakarta Utara, Sunan Gunung Jati di Cirebon dan Sunan Ampel di Surabaya. 

Di tengah laut, tentara Belanda berupaya menyetop dan menembaki perahu yang mereka tumpangi. Namun tidak ada satu peluru pun yang kena. Setelah dua bulan mengembara, rombongan itu dihantam badai di Pantai Utara Batavia. Badai berlangsung beberapa hari itu dan menghancurkan kapal yang tumpangi. Habib Hasan dan Habib Ali berhasil menyelamatkan diri dengan berpegangan pada perahu yang telah terbalik. Sementara tiga orang anggota rombongan lainnya tewas.

Kedua habib, sebutan untuk keturunan Nabi Muhammad, itu terapung-apung selama 10 hari. Karena lemas Habib Hasan pun meninggal dunia di usia 29 tahun. Sementara Habib Ali bertahan dan menyelamatkan jenazah saudaranya. Mereka terdorong oleh ombak ke pantai sambil diiringi ikan lumba-lumba.

Penduduk pesisir melihat korban kapal karam ini dan memakamkan Habib Hasan. Tempat pemakaman di lokasi yang sekarang adalah Pondok Dayung, Pos 1, Pelabuhan Tanjung Priok. Nama Pondok Dayung diambil dari Bahasa Sunda, dayung pendek. "Nisan kepala dari dayung pendek sisa kapal," kata Habib Ali kepada Tempo. 

Sementara untuk nisan kaki digunakan pohon tanjung. Penduduk juga menaruh periuk nasi dari pecahan kapal di makam Habib Hasan. "Sehingga penduduk menyebutnya Tanjung Priuk hingga sekarang," lanjutnya.

Dua puluh tiga tahun setelah pemakaman Habib Hasan, pemerintah Belanda membangun Pelabuhan Tanjung Priok. Mereka berupaya membongkar makam Habib Hasan. "Namun pekerjaan terhenti karena banyak kuli yang mati," kata Habib Abdulloh 36 tahun, abang Habib Ali. 

Kemudian pemerintah meminta bantuan seorang Kiai yang dapat berkomunikasi dengan Habib Hasan. Dari situ didapatkan bahwa Habib Hasan minta makamnya dipindahkan jika ingin membangun pelabuhan. "Pemindahan harus seizin adik Habib Hasan, yaitu Habib Zen yang tinggal di Ulu Palembang," kata Habib Abdulloh menirukan permintaan leluhurnya itu. Habib Ali dan Habib Abdulloh adalah keturunan ke 6 Habib Zen.

Habib Zen pun mengizinkan Belanda merelokasi makam abangnya ke Jalan Dobo, Koja. "Saat diangkat jenazah masih seperti baru meninggal," kata Habib Ali. 

Pemerintah Belanda menyediakan lahan seluas 7 hektare dan ghubah (bangunan kompleks makam) seluas 16x16 meter. Bangunan dengan atap berbentuk joglo dan berdinding putih ini masih berdiri tegak hingga kini. Di dalamnya, selain makam Habib Hasan, juga terdapat 8 makam anggota keluarga lainnya.

Menurut Habib Abdulloh setiap minggunya, setiap malam Jumat lima ratusan orang menjambangi makam ini. "Mereka menghadiri majelis tadzkir," katanya. 

Berbagai kalangan, mulai dari kalangan bawah, artis bahkan petinggi negara seperti Abdurrahman Wahid pernah berkunjung kesana. "Salah satunya adalah SBY 2 bulan sebelum pelantikan (2004)," kata Habib Ali.

Pengunjung kebanyakan tidak diizinkan masuk oleh abang-adik penjaga makam itu. "Harus keturunan Sayid atau Habib (pemuka agama atau keturunan Nabi)," kata Habib Abdulloh.
Namun ketenangan Mbah Priok terus terusik. Pada 22 Desember 2004, PT Pelindo II berupaya menggusurnya untuk perluasan pelabuhan. Upaya gagal itu dikaitkan ahli waris dengan bencana yang menimpa Indonesia. Tiga hari kemudian, tsunami menghantam Aceh.

NU ADALAH BENTENG NKRI

Jangan heran bila NU menjadi sasaran para kemegus yang ngedabrus bela NU, tapi nyatane malah menggemboskan NU, tidak lain itu hanyalah Trik untuk memecah belah NU karena NU dianggap sebagai Batu Sandung mereka dalam menjalankan Aksinya yaitu menegakkan Khilafer palsu ala London.

Akhir-akhir ini kembali mencuat sebuah kalimat ajakan yang mendiskreditkan NU yang sekarang ini, dibawah pimpinan Prof Dr KH Sa'id Aqil Sirodj, untuk kembali ke NUnya Mbah Hasyim Asy'ari, dari kelompok GL (Gila) mereka menjelek-jelekkan NU, bahkan banyak yang mengaku NU tapi sikapnya malah menggemboskan NU, dengan berbagai modus dan cara mereka lakukan, ada yang dengan halus dan ada juga dengan cara yang kasar bahkan membuat berita fitnah tentang NU seakan akan menurut mereka Halal.

Ini kembali saya unggah Video ceramah Abah Luthfi Bin Yahya untuk mewaspadai gerakan yang secara dzohir bela NU tapi hakekatnya ingin memecah belah NU.

Dawuhe Abah Luthfi Bin Yahya.

Tak ingetke tak ingetke...

Engko nek wes tinggal NUne bakal dipecah, gawe kelompok dua, apa.? kelompok NU yang disebut NU Gusdur Aqil Sirodj yang kedua NU Mbah Hasyim Asy'ari, supaya apa, NU pecah bek dedi loro seng siji NU Gusdur seng siji NU Mbah Hasyim Asy'ari, tidak ada NU Gusdur tidak ada NU Habib Luthfi tidak ada NU Aqil Sirodj yang ada NU Nahdhotil Ulama yang njumenengaken Mbah Hasyim Asy'ari.

Mari kita jaga NU siapapun pemimpinnya, dan bungkam para pemecah belah NU yang sok bijak dan sok kyai.

SEBARKAN....!!!

PAKDE JOKOWI, KITA DALAM BAHAYA

Malam, Pakde...

Banyak yang memuji langkah Pakde pada aksi tadi siang. Dan saya yakin tim pakde pasti tersenyum senang melihat keberhasilan membalikkan serangan lawan dengan gemilang.

Tapi Pakde, jika boleh saya ingatkan..

Keberhasilan2 itu sebenarnya sangat rentan. Salah langkah sedikit saja, maka kita akan terpecah menjadi beberapa bagian. Terlalu riskan jika selalu memakai pola bertahan..

Banyak orang bilang, bahwa pertahanan terbaik adalah menyerang.. Seharusnya Pakde mulai memikirkan strategi ini. Mumpung mereka mulai melemah dan masih sibuk membangun kekuatan..

Jika boleh, saya ingin sedikit sumbang saran...

Apa yang kita hadapi sekarang ini adalah akibat kebodohan. Ketidak-pahaman akan agama dengan benar, membuat banyak orang mudah sekali terprovokasi dengan baju kebanggaan. Sudah saatnya Pakde melawan ini. Dan untuk melawan kita harus melihat sisi mana yang harus segera dibereskan..

Sisi pertama adalah media mainstream. Begitu banyak ustad2 yang tidak layak tampil memenuhi layar televisi nasional. Mereka membangun persepsi tentang ajaran Islam sesuai versi mereka sendiri.

Kalau dicermati, banyaknya ustad karbitan ini sebenarnya bagian dari sebuah skenario besar dengan perjalanan panjang. Dengan uang besar, ada pemain utama yang membeli slot2 acara di stasiun televisi nasional khusus untuk acara agama Islam.

Dengan menguasai slot2 acara itu, mereka mudah melakukan proses cuci otak, mereka mengangkat ustad yang sepemikiran dengan mereka dan mengontrol pemahaman tentang Islam sesuai kehendak mereka.

Akhirnya masyarakat awam yang baru belajar - mau tidak mau - mempunyai idola baru. Mereka tunduk karena mereka memang tidak tahu. Dan disinilah proses mengarahkan pikiran dilakukan.

Akhirnya yang mereka kenal hanya kafir, bidah, musyrik dan sebagainya. Yang kalau tidak dipakai untuk menghantam non muslim, diarahkan kepada muslim yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka.

Proses ini sudah berlangsung lama dan sengaja dibiarkan, mungkin dipelihara.

Saran saya, Pakde pakai saja cara mereka...

Kerjasamalah dengan Nadhlatul Ulama. Berikan NU dana bantuan untuk membeli slot2 di acara tv nasional. Dengan begitu, NU bisa mengisi acara dan mengarahkan ajaran Islam kembali dalam bentuk nusantara yang ramah.

NU akan menghadirkan ustad2 muda, moderat dan intelektual seperti Prof Sumanto al Qurthuby atau Nadirsyah Husein, yang pola pikirnya sudah maju dan tidak sembarang berfatwa. Pasti banyak lagi kader2 muda NU yang seperti mereka, dengan pendidikan tinggi dan pemikiran segar yang akan mengangkat Islam pada sisi berbeda.

Dengan menampilkan kader muda dan pintar seperti mereka, NU akan tampil bukan lagi sebagai Islam buat wong ndeso, tetapi sudah bertransformasi menjadi kekinian.

Biar kader NU tidak ditampilkan hanya sebagai pembicara, tetapi mereka juga menjadi guru yang akan mengangkat intelektualitas awam yang sedang ingin belajar Islam, supaya tidak selalu sibuk dijejali dengan dogma...

Beri waktu 10 tahun biar NU menguasai media televisi nasional dalam siaran keagamaan, maka pola pikir masyarakat muslim di Indonesia akan terupgrade sehingga tidak mudah diprovokasi oleh kepentingan politik berbaju agama...

Maaf saya masih belum bisa memberikan saran ini untuk Muhammadiyah. Biar mereka belajar dulu untuk melindungi ulama cerdasnya seperti Buya, dari hinaan orang lain yang tidak sepaham pemikirannya..

Itu baru sisi pertama.. Dan masih banyak sisi lainnya, cuma nanti terlalu panjang jika harus saya paparkan dalam satu kotak tulisan. Tetapi sisi pertama itu cukup sebagai jalan keluar, karena sudah memecahkan lebih dari separuh masalah umat muslim di negara kita..

Pakde harus mulai menyerang dari sekarang, karena apa yang mereka lakukan dengan pembodohan terhadap umat Islam sudah sangat mengkhawatirkan.. Jangan sampai mereka yang niatnya mau belajar agama, malah dijadikan tunggangan untuk kepentingan politik beberapa golongan.

Bisa pecah perang saudara satu saat negara kita, jika muslim awam hanya memaknai Islam sebagai aksesoris kebanggaan saja..

Sekian dulu, Pakde Jokowi... Semoga sehat selalu. Revolusi mental harus mencakup segala bidang, termasuk dalam hal pengetahuan agama...

Kapan kita bisa seruput kopi bersama ?

Jangan di istana dan makan2 bersama, karena saya lebih suka duduk di halaman belakang rumah, dengan sarungan dan sebatang rokok ditangan... Kita ngobrol tentang masa depan kebhinekaan kita yang rentan dan mudah sekali pecah..

Malam, pakde..

Selamat istirahat sambil memeluk payung biru yang dicurigai orang sebagai simbol tertentu. Saya juga bingung kenapa mereka banyak berfikir begitu ?

Setahu saya, pakde sempat nelpon ke saya, "punya yang warna polkadot ?" Ya, gak ada lah... terlalu feminin nantinya di pakai di depan massa. Pakde ini ada2 aja...

INDONESIA AKAN MENGATUR DUNIA

BENER JUGA INI ORANG SINGAPORE

Kisah nyata mahasiswa Indonesia di Australia. Suatu pagi kami jemput Client, orang tsb sudah tua.  Bapak ini seorang pengusaha asal Singapura, bicaranya gaya melayu & english, beliau menceritakan pengalaman hidupnya pd kami : "your country is so rich!" (Negaramu sangat kaya). Dalam hatiku : "Ah biasa banget denger kalimat itu"

Tapi tunggu, dia berkata: "Indonesia doesn't need the world, but the world needs Indonesia. Everything can be found here in Indonesia, you don't need the world." (Dunia yg butuh indonesia, bukan sebaliknya).

Indonesia paru-paru dunia.Tebang saja hutan di Kalimantan, dunia akan kacau.

Singapura is nothing, we can't be rich without Indonesia. 500rb org Indonesia berlibur ke Singapura tiap bulan. Bisa terbayang uang yg masuk ke kami, apartemen2 terbaru kami yg beli orang2 Indonesia, tdk peduli harga selangit,6 laku keras. Lihatlah RS kami, isinya hampir Indonesia semua.

Trus, kalian tau bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap kebakaran hutan Indonesia masuk? Sangat terasa, we are nothing! Kalian tau kan kalo kemarin dunia krisis beras. Termasuk di Singapura & Malaysia? Kalian di Indonesia dengan mudah dpt beras.

Lihatlah negara kalian, air bersih di mana2. Lihatlah negara kami, air bersih pun kami impor dari Malaysia.

Saya ke Kalimantan pun dlm rangka bisnis, krn pasirnya mengandung permata. Terlihat glitter kalo ada matahari bersinar. Penambang jual
cuma Rp.3rb/kg ke pabrik China, si pabrik jual kembali seharga Rp.30rb/kg.

Kalian sadar tdk kalau negara2 lain selalu takut mengembargo Indonesia! Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut kalau kalian manjadi mandiri, makanya tdk diembargo. Harusnya KALIANLAH YG MENG- EMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI.

Belilah pangan dr petani2 kita sendiri, belilah tekstil garmen dari pabrik2 sendiri. Tak perlu impor, kalau bisa produk sendiri. Jika kalian bisa mandiri, bisa MENGEMBARGO DIRI SENDIRI, INDONESIA WILL RULE THE WORLD!! (Indonesia akan mengatur dunia.

Share biar sampe ke seluruh komponen bangsa Indonesia ! Terinspirasi kisah di atas, mari kita bersama-sama INDONESIAKAN INDONESIA !

AYO...SEMANGAT 💪💪💪👍🇮🇩🇮🇩🇮🇩🐸🐸
Salam Bela Indonesia

Peran yang Dapat Dilakukan Mahasiswa dalam Menanggulangi Kondisi Negara yang Diperlukan Saat Ini

Mahasiswa merupakan salah satu aset Negara dan penerus yang nantinya akan menggantikan kedudukan para pejabat menteri dan presiden dalam mengurus dan mengembangkan Negara ini lebih maju lagi. Upaya merajut wawasan berkebangsaan, tentunya mahasiswa akan mengetahui ada satu potensi besar dalam keragaman kaum muda, keragaman bangsa, dan mengenal suku-suku lain apabila mengimplementasikannya dengan mengadakan satu kegiatan yang mampu mengembangkan wawasan tersebut. Beberapa contoh kasus dalam meningkatkan wawasan kebangsaan:

1. Sederhananya, melalui kegiatan jambore yang diadakan oleh kampus menjadi suatu komunitas generasi muda yang terdidik agar bisa menjadi pilar penyebar semangat cinta Tanah Air, berbudaya unggul, dan berprestasi secara akademik maupun secara kemasyarakatan.
2. Pelaksanaan karya bakti untuk memajukan lingkungan sekitar yang sekiranya membutuhkan bantuan. Dengan begitu, hal ini secara tidak langsung akan mempererat persatuan antara masyarakat dengan mahasiswa.
3. Pelaksanaan makrab (malam keakraban) yang mampu menjalin rasa persatuan yang kuat satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menumbuhkan solidaritas yang erat antar mahasiswa maupun dengan para dosennya. ”Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya”(Hasan Al Banna).

Sejarah mencatat sejak lahirnya bangsa ini pada tanggal 17 agustus 1945 sampai sekarang Indonesia telah banyak mengalami sebuah perjalanan panjang dan sebuah keniscayaan dalam setiap perjalanan pasti terjadi perubahan.Dalam konteks keIndonesiaan kita pun mengalami perubahan yang cukup berarti baik ditingkat lokal maupun global.Namun di sisi lain jelas negeri ini tidak dapat melupakan efek negatif dari perubahan tersebut. Sebut saja seperti terjadinya konflik-konflik yang terjadi baik konflik yang bersifat SARA maupun konflik yang dilatarbelakangi oleh kepentingan politik, maupun ekonomi.

Konflik yang terjadi di negeri kita ini bagaikan sebuah pembukaan dalam sejarah kelam bangsa Indonesia.Masalah bangsa datang silih berganti belum selesai duka negeri Aceh kita kemudian di kejutkan oleh tragedi sunami di jawa belum selesai rehabilitasi secara fisik dan mental muncul masalah lumpur Sidoarjo.pada bidang kesehatan masih berbekas dalam ingatan kita permasalahan kekurangan gizi di beberapa daerah menambah daftar masalah yang harus diselesaikan itu hanya sekelumit masalah yang harus dipecahkan bangsa ini. Akan tetapi ini adalah hal yang harus kita hadapi bersama tanggung jawab ini bukan hanya milik pemerintah

tapi ini merupakan sebuah pertanggunjawaban secara kolektif kita yang mengatasnamakan bangsa Indonesia.kita berfikir dan bergerak sekarang atau kita diam sama sekali…

Dari ratusan juta rakyat, sebenarnya Indonesia menyimpan SDM yang potensial yang dibutuhkan untuk dijadikan modal untuk berjuang. Pertanyaan selanjutnya adalah siapa dari SDM yang mempunyai energi besar, mumpuni dan mempunyai daya gedor luar biasa dan telah terbukti dalam sejarah akan sepak terjangnya dalam membangun bangsa kita ini? Kalau dilihat dari sederet sejarah panjang bangsa ini rasanya tidak salah apabila kita menyatakan bahwa para pemudalah yang mempunyai andil besar dalam rangka membangun bangsa ini menuju bangsa yang lebih maju.

Tengok saja sejarah yang dimulai digerakkan Budi utomo tahun 1908 yang merupakan organisasi kebangsaaan pertama, walaupun sebenarnya didalamnya hanya terdiri dari golongan masyarakat tertentu tapi perjuangannya dalam menyerukan kemerdekan sudah merupakan usaha untuk mendorong ke arah kemajuan bangsa ini. Peristiwa Rengas dengklok merupakan peran pemuda yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia yang melandasi lahirnya teks Proklamasi. Tragedi 1965 yang berhasil melengserkan orde lama juga tak lepas dari kekuatan dan peran pemuda pada waktu itu dengan ditandainya banyak demonstrasi yang menuntut segera dilakukan perbaikan–perbaikan negeri. Lahirnya peristiwa 1998 yang pada waktu itu dipelopori oleh mahasiswa sebagai elemen dari pemuda yang akhirnya sekali lagi membuktikan kekuatannya yaitu berhasil melengserkan pemerintahan orde baru. Para pemuda dan mahasiswa menuntut adanya reformasi di berbagai bidang guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan segera keluar dari krisis ekonomi yang menghantam negeri ini.

Pemuda adalah tulang punggung negara, karenanya masa depan suatu negara sangat tergantung dari peran pemuda itu sendiri. Ditangan pemuda jualah mau kemana negara ini akan dibawa. Mau di beri warna apa bangsa ini, pemudalah yang mempunyai prioritas utama untuk memikul tanggung jawabnya.Tidak dapat dipungkiri, peran pemuda sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa karena merekalah tumpuan harapan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.

Dalam sebuah tulisan seorang aktivis kepemudaan mengatakan bahwa generasi muda tidak bisa tidak bisa dilepaskan dari pembangunan negara kita ini karena memiliki empat hal yang ada pada dirinya yaitu semangat mudanya,sifat kritisnya dan kematangan logikanya serta kearifan untuk melihat problem yang sesuai dengan tempatnya.

Maka tak salah kemudian dalam setiap momen bersejerah bangsa ini kita akan menjumpai para pemuda yang melakukan sebuah ”revolusi” peradaban mengatasnamakan Nasionalisme.Dalam sejarah bangsa kita yang mulia ini para pemuda menorehkan tinta emas sebagai garda terdepan perubahan.




sumber

Paham Kebangsaan, Rasa Kebangsaan, dan Semangat Kebangsaan

Paham Kebangsaan

Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang apa dan bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut belum diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan masih terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan. Tidak adanya materi pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) atau sertifikasi terhadap Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di setiap strata pendidikan, baik formal, nonformal, maupun di masyarakat luas.

Rasa Kebangsaan

Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih dirasakan jauh untuk menggapainya, karena lunturnya rasa kebangsaan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik perasaan mudah tersinggung yang mengakibatkan emosional tinggi yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang menggema, karena kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila. Di samping itu, adanya tuntutan sekelompok masyarakat dengan isu putra daerah terutama dalam Pilkada masih terjadi amuk massa dengan kepentingan sektoral, sehingga akan mengakibatkan pelaksanaan pembangunan nasional terhambat.

Semangat Kebangsaan

Belum terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini tercermin pada sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya pluralisme, karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan sebagai dasarnya. Penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam wawasan kebangsaan yang terasakan saat ini, belum mampu menjaga jati diri, karakter, moral dan kemampuan dalam menghadapi berbagai masalah nasional. Padahal dengan pengalaman krisis multidimensional yang berkepanjangan, agenda pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam bentuk wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia harus diarahkan untuk membentuk serta memperkuat basis budaya agar mampu menjadi tumpuan bagi usaha pembangunan di segala aspek kehidupan maupun di segala bidang.



sumber

PEMBINAAN KEBANGSAAN INDONESIA

Indonesia adalah salah satu negara-bangsa di dunia yang paling beragam. Negara kepulauan terbesar di dunia ini terdiri dari lebih 13 ribu pulau besar dan kecil, terentang dari timur sampai barat dengan jarak lebih dari 5 ribu kilometer, terbentang di tiga wilayah waktu. Berpenduduk lebih dari 220 juta, Indonesia menjadi negara keempat terbanyak penduduknya setelah China, India dan Amerika Serikat. Keragaman itu paling tampak pada kenyataan bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 200 etnis yang berbeda, dengan ratusan bahasa daerah yang masing-masing berbeda pula pembendaharaan katanya.
Proses terjadinya Indonesia sebagai bangsa pastilah melalui proses panjang. Keragaman komposisi yang ada di dalamnya hanya mungkin direkatkan oleh pengalaman historis yang mendalam dan relative merata. Interaksi sosial, ekonomi maupun politik sejak masa prakolonial maupun penjajahan Belanda dan Jepang memiliki sumbangan besar dalam menumbuhkan rasa kebersamaan. Ibarat sebuah perkawinan, ilatan keluarga diawali dengan kesepakatan membangun masa depan atas rasa saling mencintai yang jauh dari sekedar kalkulasi rasional (baik ekonomi maupun politik) atau paksaan. Namun bersatunya berbagai elemen dalam "keluarga bangsa" juga disertai harapan atau bahkan impian romantik tentang kehidupan yang indah di masa mendatang.

Sebelum membahas mengenai “Pembinaan Kebangsaan Indonesia” kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu Pembinaan. Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi. Pembinaan dapat diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar sekolah,pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari hal yang telah direncanakan.

Pembinaan menurut para ahli

Poerwadarmita 1987

Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Menurut Thoha (1989)

Pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu.

Menurut Widjaja (1988)

Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan – urutan pengertian, diawali dengan mendirikan membutuhkan memellihara pertumbuhan tersebut yang disertai usaha – usaha perbaikan, menyempurnakan dan mengembangkannya.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu berasal dari sudut pembaharuan dan berasal dari sudut pengawasan. Pembinaan yang berasal dari sudut pembaharuan yaitu mengubah sesuatu menjadi yang baru dan memiliki nilai-nilai lebih baik bagi kehidupan masa yang akan datang. Sedangkan pembinaan yang berasal dari sudut pengawasan yaitu usaha untuk membuat sesuatu lebih sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan. Setelah semua pengertian pembinaan tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa “pembinaan Kebangsaan Indonesia” adalah suatu sistem yang dibentuk untuk mengubah keadaan yang telah ada , dimana keadaan ini berubah kearah yang lebih baik. Dengan adanya pembinaan kebangsaan ini diharapkan bahwa seluruh bangsa Indonesia dapat bersaing dengan Negara-negara lain.

Dalam rumusan formal sebagaimana tertera dalam pembukaan UUD 1945, impian itu dinyatakan antara lain untuk "melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia". Solidaritas emosional atas dasar cita-cita semacam inilah yang diramu untuk menumbuhkan semangat nasionalisme kewargaan (civic nationalism), bukan nasionalisme atas dasar kesukuan atau ikatan-ikatan primordialisme sempit (ethnonationalism), yang menjadi fundamen negara-bangsa.
Karena itu kini saatnya kita menyadari kembali bahwa bangsa ini adalah bangsa yang terbangun dari hasil serangkaian interaksi panjang, dengan 250 jenis bahasa berbeda. Bangsa ini terbentuk sebagai hasil dialog intensif dari hampir seluruh kelompok agma-agama besar dunia – Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha – serta pertukaran budaya ratusan agama-agama lokal di seluruh wilayah Nusantara. Bangsa ini terbangun dari jutaan manusia yang merasakan kepedihan sama di bawah penindasan penjajah yang berlangsung ratusan tahun lamanya. Karena itu tumbuhnya rasa solidaritas kebersamaan sebagai akibat kesamaan tantangan, kebulatan semangat dan tekad untuk membangun kehidupan lebih layak di alam merdeka, yang terbebas dari dominasi kekuasaan penjajah, harus terus dipupuk. Keseluruhan faktor yang terbangun inilah yang merupakan modal sosial, yang menjadi pondasi kokoh bagi terbentuknya sebuah Indonesia.

Bangsa pada hakikat nya adalah merupakan penjelmaan dari sifatkodrat manusia tersebut dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaan. Manusia memebentuk suatu bangsa karena untuk memenuhi kodrat nya yaitu sebagia individu dan makhluk social oleh karena itu deklarasi bangsa Indonesia tida didasarkan pada deklarasi imdividu sebagaimana bangsa liberal.

Teori kebangsaan

Teori Hans Kohn

Hans Kohn mengemukakan bahwa bangsa yaitu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, Negara dan kewarganegaraan.

Teori kebangsaan Ernest Rehan

Hakikat bangsa atau ‘Nation’ ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari academmie Francaise, prancis pada tahun 1982. Menurut renan pokok - pokok pikiran tentang bangsa adalah sebagai berikut:
A. Bahwa bangsa Indonesia adalah satu jiwa, suatu azas kerokhanian
B. Bahwa bangsa adalah suatu solidaritas yang besar
C. Bahwa bangsa adalah suatu hasil sejarah. Oleh karena sejarah berkembang terus maka kemudian menurut Rena bahwa :

Bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi. Wilayah dan ras bukan lah suatu penyebab timbulnya bangsa. Wilayah memberikan ruang dimana bangsa hidup, sedangkan manusia membentuk jiwa nya. Dalam aitan inilah maka Renan kemudian tiba pada suatu kesimpulan bahwa bangsa adalah suatu jiwa suatu asas kerokhanian.




Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan

Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu:
  1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
  2. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merkeka, dan besatu;
  3. Cinta akan tanah air dan bangsa;
  4. Demokrasi atau kedaulatan rakyat;
  5. Kesetiakawanan sosial;
  6. Masyarakat adil-makmur.



sumber

Makna Wawasan Kebangsaan

Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna:
(1). Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan;
(2). Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan;
(3). Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik;
(4). Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah-c)

Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna:
(1). Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan;
(2). Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan;
(3). Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik;
(4). Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah-tengah tata kehidupan di dunia;
(5). NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.



sumber

Wawasan Kebangsaan Indonesia

Konsep kebangsaan merupakan hal yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia. Dalam kenyataannya konsep kebangsaan itu telah dijadikan dasar negara dan ideologi nasional yang terumus di dalam Pancasila sebagaimana terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945. Konsep kebangsaan itulah yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini.
Dorongan yang melahirkan kebangsaan kita bersumber dari perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan, memulihkan martabat kita sebagai manusia. Wawasan kebangsaan Indonesia menolak segala diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan, warna kulit, kedaerahan, golongan, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedudukan maupun status sosial. Konsep kebangsaan kita bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan kesatuan.

Dalam zaman Kebangkitan Nasional 1908 yang dipelopori oleh Budi Utomo menjadi tonggak terjadinya proses Bhineka Tunggal Ika. Berdirinya Budi Utomo telah mendorong terjadinya gerakan-gerakan atau organisasi-organisasi yang sangat majemuk, baik di pandang dari tujuan maupun dasarnya.

Dengan Sumpah Pemuda, gerakan Kebangkitan Nasional, khususnya kaum pemuda berusaha memadukan kebhinnekaan dengan ketunggalikaan. Kemajemukan, keanekaragaman seperti suku bangsa , adat istiadat, kebudayaan, bahasa daerah, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tetap ada dan dihormati.

Wawasan kebangsaan Indonesia tidak mengenal adanya warga negara kelas satu, kelas dua, mayoritas atau minoritas. Hal ini antara lain dibuktikan dengan tidak dipergunakannya bahasa Jawa misalnya, sebagai bahasa nasional tetapi justru bahasa melayu yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia.

Derasnya pengaruh globalisasi, bukan mustahil akan memporak porandakan adat budaya yang menjadi jati diri kita sebagai suatu bangsa dan akan melemahkan paham nasionalisme. Paham nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa loyalitas tertinggi terhadap masalah duniawi dari setiap warga bangsa ditunjukan kepada negara dan bangsa.

Meskipun dalam awal pertumbuhan nasionalisme diwarnai oleh slogan yang sangat terkenal, yaitu: liberty, equality, fraternality, yang merupakan pangkal tolak nasionalisme yang demokratis, namun dalam perkembangannya nasionalisme pada setiap bangsa sangat diwarnai oleh nilai-nilai dasar yang berkembang dalam masyarakatnya masing-masing, sehingga memberikan ciri khas bagi masing-masing bangsa.

Wawasan kebangsaan Indonesia menjadikan bangsa yang tidak dapat mengisolasi diri dari bangsa lain yang menjiwai semangat bangsa bahari yang terimplementasikan menjadi wawasan nusantara bahwa wilayah laut Indonesia adalah bagian dari wilayah negara kepulauan yang diakui dunia. Wawasan kebangsaan merupakan pandangan yang menyatakan negara Indonesia merupakan satu kesatuan dipandang dari semua aspek sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam mendayagunakan konstelasi Indonesia, sejarah dan kondisi sosial budaya untuk mengejawantahan semua dorongan dan rangsangan dalam usaha mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan tujuan nasional yang mencakup kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, kesatuan pertahanan keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).

Wawasan kebangsaan Indonesia yang menjadi sumber perumusan kebijakan desentralisasi pemerintahan dan pembangunan dalam rangka pengembangan otonomi daerah harus dapat mencegah disintegrasi / pemecahan negara kesatuan, mencegah merongrong wibawa pemerintah pusat, mencegah timbulnya pertentangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Melalui upaya tersebut diharapkan dapat terwujud pemerintah pusat yang bersih dan akuntabel dan pemerintah daerah yang tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan daya saing yang sehat antar daerah dengan terwujudnya kesatuan ekonomi, kokohnya kesatuan politik, berkembangnya kesatuan budaya yang memerlukan warga bangsa yang kompak dan bersatu dengan ciri kebangsaan, netralitas birokrasi pemerintahan yang berwawasan kebangsaan, sistem pendidikan yang menghasilkan kader pembangunan berwawasan kebangsaan.

Wawasan kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa Indonesia untuk proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan stratejik dengan memberi contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas, kemandirian dan menghadapi tantangan dari luar tanpa konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi bangsa merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai kemanusiaan yang beradab (Sumitro dalam Suhady dan Sinaga, 2006).

Akhirnya, bagi bangsa Indonesia, untuk memahami bagaimana wawasan kebangsaan perlu memahami secara mendalam falsafah Pancasila yang mengandung nilai-nilai dasar yang akhirnya dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku yang bermuara pada terbentuknya karakter bangsa.



sumber

Pengertian Wawasan Kebangsaan

Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan” dan “Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) dinyatakan bahwa secara etimologis istilah “wawasan” berarti: (1) hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Wawasan Kebangsaan sangat identik dengan Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).
“Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) berarti kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan “kebangsaan” mengandung arti (1) ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, (2) perihal bangsa; mengenai (yang bertalian dengan) bangsa, (3) kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara.

Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesatuan atau integrasi nasional bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu kesatuan ideologi, kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.

Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).

Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara kita sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan POLEKSOSBUD dan HANKAM.




sumber

Wawasan Kebangsaan

Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa Indonesia yang waktu itu masih bersifat lokal ternyata tidak membawa hasil, karena belum adanya persatuan dan kesatuan, sedangkan di sisi lain kaum colonial terus menggunakan politik “devide et impera”. Kendati demikian, catatan sejarah perlawanan para pahlawan itu telah membuktikan kepada kita tentang semangat perjuangan bangsa Indonesia yang tidak pernah padam dalam usaha mengusir penjajah dari Nusantara.

Dalam perkembangan berikutnya, muncul kesadaran bahwa perjuangan yang bersifat nasional, yakni perjuangan yang berlandaskan persatuan dan kesatuan dari seluruh bangsa Indonesia akan mempunyai kekuatan yang nyata.

Kesadaran tersebut kemudian mendapatkan bentuk dengan lahirnya pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang merupakan tonggak awal sejarah perjuangan bangsa yang bersifat nasional itu, yang kemudian disusul dengan lahirnya gerakan-gerakan kebangsaan di bidang politik, ekonomi/perdagangan, pendidikan, kesenian, pers dan kewanitaan.

Tekad perjuangan itu lebih tegas lagi dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dengan ikrar “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia”.

Wawasan kebangsaan tersebut kemudian mencapai satu tonggak sejarah, bersatu padu memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dalam perjalanan sejarah itu telah timbul pula gagasan, sikap, dan tekad yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa serta disemangati oleh cita-cita moral rakyat yang luhur. Sikap dan tekad itu adalah pengejawantahan dari satu Wawasan Kebangsaan.


sumber

Praktek Islam Nusantara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara


Gagasan Islam Nusantara merupakan salah satu pemikiran yang khas untuk Indonesia dari dulu dan saat ini. Secara historis, berdasarkan data-data filologis (naskah catatan tulis tangan), keislaman orang Nusantara telah mampu memberikan penafsiran ajarannya sesuai dengan konteksnya, tanpa menimbulkan peperangan fisik dan penolakan dari masyarakat. Contohnya, ajaran-ajaran itu dikemas melalui adat dan tradisi masyarakat, makanya terdapat ungkapan di Minangkabau adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Lalu, pada saat itu di Buton terdapat ajaran martabat tujuh dari tasawuf menjadi bagian tak terpisahkan dari undang-undang kesultanan Buton. Hal serupa di Jawa, baik melalui ajaran Walisongo ataupun gelar seorang raja dengan menggabungkan tradisi lokal dan tradisi Arab, seperti Senopati ing Alogo Sayyidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa. Dengan demikian, praktik Islam Nusantara mampu memberikan kedamaian umat manusia. Pada saat itu di Nusantara, baik kepulauan Jawa, Sumatera, Sulawesi dan sekitarnya para ulama dalam hal menuliskan ajarannya juga mempunyai tradisi akulturatif dan adaptif. Strategi dakwah tersebut tertulis dalam berbagai aksara dan bahasa sesuai dengan wilayahnya. Di Jawa terdapat aksara carakan, dan pegon dengan bahasa Jawa, Sunda, atau Madura, yang diadaptasi dari aksara dan bahasa Arab. Di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, terdapat aksara Jawi dengan bahasa Melayu, dan aksara/bahasa lokal sesuai sukunya, Bugis, Batak, dst.

Praktik Islam Nusantara mampu memberikan kedamaian umat manusia. Karya-karya ulama Nusantara dalam bahasa lokal tersebut untuk penyebaran Islam merupakan salah satu dari kelebihan dan kekhasan Islam Nusantara. Ajaran Islam Nusantara, baik dalam bidang fikih (hukum), tauhid (teologi), ataupun tasawuf (sufism) sebagian telah diadaptasi dengan aksara dan bahasa lokal.
Praktik keislaman Nusantara, seperti tahlilan, tujuh bulanan, muludan, bedug/kentongan sesungguhnya dapat memberi kontribusi pada harmoni, keseimbangan hidup di masyarakat. Adat yang tetap berpegang dengan syari’at Islam itu dapat membuktikan praktik hidup yang toleran, moderat, dan menghargai kebiasaan pribumi.

Jejaring Islam Nusantara di dunia penting dilakukan untuk mengantisipasi politik global yang terkesan bagian dari terorisme global. Karakter Islam Nusantara dapat menjadi pedoman berfikir dan bertindak untuk memahami ajaran Islam saat ini, sehingga terhindar dari pemikiran dan tindakan radikal yang berujung pada kekerasan fisik, dan kerusakan alam.


sumber

Pengertian Islam Nusantara


Sosiologis

Islam nusantara adalah islam distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi destruktif dan vernakularisasi islam universal dengan realitas sosial, budaya dan agama di Indonesia. Islam nusantara yang kaya dengan warisan islam menjadi harapan renaisans peradaban islam global yang akan berakulturasi dengan tatanan dunia baru.

Historis

Islam nusantara adalah sebagai hasil ijma dan ijtihad para ulama nusantara dalam melakukan istinbath terhadap al-muktasab min adillatiha-tafshiliyah. Islam nusantara adalah idrakul hukmi min dalilihi ala sabili-rujhan. Islam nusantara memberi karakter bermazhab dalam teks-teks para ulama nusantara untuk menyambungkan kita dengan tradisi leluhur kita, untuk dihormati, dan untuk kita teladani.

Filosofis

Islam nusantara adalah islam sinkretik yang merupakan gabungan nilai islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal (non-teologis), budaya dan adat istiadat di tanah air.


sumber

Manfaat SARA Bagi Ras Dan Suku Agama


a) Memberikan pengetahuan tentang tujuan,dan bagaimana cara hidup.Tanpa agama manusia tidak tahu untuk apa yang sebenarnya hidup ,dan nantiya kemana dia pergi.

b) Agama dengan kitab sucinya berfungsi sebagai penerang.Agama ibarat sebagai obor,yang mampu menerangi dalam kegelapan.Orang yang ada dalam kegelapan akan banyak mengalami hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan hidupnya,karena tidak mengetahui mana yang baik dan yang buruk, mana yang boleh dan mana yang boleh dihindari.Orang yang beroborkan agama akan lebih bias menempuh jalan yang benar,dan akan bisa lebih cepat berjalan menuju tempat tujuan yaitu kesejahteraan di dunia dan kebagiaan di akhiran
c) Bisa menjadi alat peredam dari gejolak dan gelorak bathin seseorang yang dirundungkan kedukaan.Dengan agama orang bisa menghibur dirirnya di saat mengalami kesedihan sehingga mempunyai daya tahan yang jauh lebih besar terhadap segala macam penderitaan.




Contoh Masalah SARA di Indonesia


akhir-akhir ini muncul sebagai masalah yang dianggap menjadi salah satu sebabterjadinya berbagai gejolak sosial di negara kita. Perkelahian antara suku Madura dan sukuDayak di Kalimantan Barat, perkelahian antara suku Makasar dan penduduk asli Timoryang kemudian berkembang menjadi pergesekan antaragama Katolik dan Islam,merupakan contoh peristiwa SARA (suku, agama, ras, antargolongan) di negara kita.Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan suku bangsa, maka masalah SARA merupakan hal biasa. Dalam masalah SARA ada beberapa hal yang perlu dicermati adalah :

a. Pertama, hubungan antara suku pribumi dan nonpribumi sampai saat ini belumdapatdipecahkan, dan tetap menjadi pemicu potensial timbulnya konflik sosial.

b. Kedua, SARA muncul kembali sebagai faktor pendorong timbulnya "nasionalisme daerah"berupa upaya memisahkan suatu wilayah dari wilayah Republik Indonesia, meskipunmasalah ini secara historis seharusnya sudah selesai ketika bangsa ini memproklamasikanSumpah Pemuda 1928.

c. Ketiga, ada gejala bergesernya sebab pemicu: timbulnya gejolak sosial dari masalah SARAke masalah yang bersifat struktural.

d. Keempat, seimbang antara suku dalam akses mereka pada sumber alam.

e. Kelima, pada tingkat makro lain seperti belum terciptanya birokrasi yang secara politisnetral.

Perspektif seperti ini akan melihat masalah sebenarnya yang kini dihadapi bangsa ini,karena SARA hanya merupakan limbah masalah dasar itu serta wahana mobilisasimasyarakat guna menarik perhatian pemerintah untuk menyelesaikan masalah dasartersebut. Indonesia memang perlu perubahan apabila ingin memasuki abad ke-21 denganutuh sebagai suatu bangsa. SARA tak akan mampu memicu terjadinya suatu ketegangan apabila tak terkait dengan faktor struktural yang ada dalam masyarakat. Singapura danMalaysia adalah negara multietnik dan multibudaya, namun hubungan antaretnik relatif harmonis. Hipotesis saya, karena Pemerintah Malaysia dan Singapura -bersertaaparaturnya- termasuk pemerintahan yang bersih, baik dari segi ekonomi maupun politik.Karena aparatur kedua pemerintahan itu bersih, maka keadilan pun terjamin.Masih sulit untuk mengatakan bahwa kita telah memiliki suatu pemerintahan yang bersih.Akibatnya, keadilan sulit dicapai.

Sekelompok etnik tertentu, yang bekerja sama denganaparatur negara yang tak bersih, mampu lebih cepat memanfaatkan kesempatan yangdiciptakan pemerintah. Hal ini kemudian menimbulkan masalah SARA atau sikap antiterhadap suku tertentu. Tapi kita perlu memahami bahwa masalah tersebut muncul karenakelompok etnik itu mengalami political insecurity dalam masyarakat, sehingga merekaperlu mencari security melalui aliansi dengan aparatur pemerintah yang mengalamieconomic insecurity. Gejala menarik yang terjadi di negara kita, adanya satu birokrasi yangmerupakan bagian suatu organisasi sosial politik (orsospol). Ketidaknetralan birokrasi itudapat memancing ketegangan sosial yang manifestasinya adalah pada tindakan SARA.Contohnya, beberapa gejolak sosial pada Pemilu 1997, seperti terjadi di Pekalongan.Dalam hal ini, kita dapat mendeteksi adanya political insecurity di kalangan aparatur, yaknitakut kehilangan jabatan apabila orsospol tertentu kalah. Political insecurity itu seringdimanifestasikan dalam tingkah laku yang bersifat overakting, yang dapat menimbulkanreaksi keras dari orsospol lain, yang pada akhirnya menimbulkan tindakan SARA.Bagaimanapun, SARA adalah bagian dari bangsa dan negara Indonesia. Kita tak dapat menghindar dari masalah ini.


Pemikiran Islam dan Praktik Pluralisme di Indonesia

Pemikiran Islam dan Praktik Pluralisme di Indonesia
Dalam paham pluralisme agama yang berkembang di Barat sendiri terdapat sekurang-kurangnya dua aliran yang berbeda: yaitu paham yang dikenal dengan program teologi global (global theology) dan paham kesatuan transendenagama-agama (Transcendent Unity of Religions*). Kedua aliran ini telah membangun gagasan, konsep dan prinsip masing-masing yang akhirnya menjadi paham yang sistemik, karena itu yang satu menyalahkan yang lain.

Munculnya kedua aliran di atas juga disebabkan oleh dua motif yang berbeda, meskipun keduanya muncul di Barat dan menjadi tumpuan perhatian masyarakat Barat. Bagi aliran pertama yang umumnya diwarnai oleh kajian sosiologis motif terpentingnya adalah karena tuntutan modernisasi dan globalisasi. Karena pentingnya agama di era globalisasi ini maka hubungan globalisasi dan agama menjadi tema sentral dalam sosiologi agama, nampaknya agama dianggap sebagai kendala bagi program globalisasi. Sedangkan motif aliran kedua yang didominasi oleh pendekatan filosofis dan teologis Barat. Kalangan filosof dan teolog justru menolak arus modernisasi dan globalisasi yang cenderung mengetepikan agama itu dengan berusaha mempertahankan tradisi yang terdapat dalam agama-agama itu. Yang pertama memakai pendekatan sosiologis, sedangkan yang kedua memakai pendekatan religious filosofis.

Solusi yang ditawarkan kedua aliran inipun berbeda. Berdasarkan motif sosiologis yang mengusung program globalisasi, aliran pertama menawarkan konsep dunia yang tanpa batas geografis cultural, ideologis, teologis, kepercayaan dan lain-lain. Artinya identitas kultural, kepercayaan dan agama harus dilebur atau disesuaikan dengan zaman modern. Kelompok ini yakin bahwa agama-agama itu berevolusi dan nanti akan saling mendekat yang pada akhirnya tidak akan ada lagi perbedaan antara satu agama dengan lainnya. Agama-agama itu kemudian akan melebur menjadi satu. Berdasarkan asumsi itu maka John Hick, salah satu tokoh terpentingnya, segera memperkenalkan konsep pluralisme agama dengan gagasannya yang disebut global theology. Selain Hick di antara tokohnya yang terkenal adalah Wilfred Cantwell Smith, pendiri McGill Islamic Studies. Tokoh-tokoh lain dapat dilihat dari karya Hick berjudulProblems of Religious Pluralism, yang menulis terjemahannya: kepada kawan-kawan yang merupakan nabi-nabi pluralisme agama dalam berbagai tradisi mereka: Masau Abe dalam agama Budha, Hasan Askari dalam Islam, Ramchandra Gandhi dalam agama Hindu, Kushdeva Singh dalam agama Sikh, Wilfred Cantwell Smith dalam agama Kristen dan Leo Trepp dalam agama Yahudi.

Solusi yang ditawarkan oleh aliran kedua adalah pendekatan religious filosofis dan membela eksistensi agama-agama. Bagi kelompok ini agama tidak bisa dirubah begitu saja dengan mengikuti zaman globalisasi, zaman modern ataupunpostmodern yang telah meminggirkan agama itu. Agama tidak bisa dilihat hanya dariperspektif sosilogis ataupun histories dan tidak pula dihilangkan identitasnya. Kelompok ini lalu memperkenalkan pendekatan tradisional dan mengangkat konsep-konsep yang diambil secara parallel dari tradisi agama-agama. Salah satu konsep utama kelompok ini adalah konsep Sophia Perrenis atau dalam bahasa Hindu disebutSanata Dharma atau dalam Islam disebut al-Hikmah al-kha’idah. Konsep ini mengandung pandangan bahwa di dalam setiap agama terdapat tradisi-tradisi sakralyang perlu dihidupkan dan dipelihara secara adil, tanpa menganggap salah satunya lebih superior dari pada yang lain. Agama bagi aliran ini adalah bagaikan berjalan-jalan yang mengantarkan ke puncak yang sama (all paths lead to the same summit). Tokoh pencetus dan pendukung paham ini adalah Rena Guanon (m. 1951), T. S. Eliot (m. 1965), Titus Burckhardt (m. 1984), Fritjhof Schuon (m.1998), Ananda K. Coomaraswamy (m. 1947), Martin Ling, Seyyed Hossein Nasr, Huston Smith, Louis Massignon, Marco Pallis (m. 1989), Henry Corbin, Jean-Louis Michon, Jean Cantein, Victor Danner, Joseph E. Brown, William Stoddart, Lord Northbourne, Gai Eaton, W. N. Perry, G. Durand, E. F. Schumacher, J. Needleman, William C. Chittick dan lain-lain.
Meskipun kajian-kajian di atas telah merespon paham pluralisme agama dengan menggunakan framework pemikiran Islam, namun respon dari sumber yang lebih otoritatif masih diperlukan. Dan kajian pluralisme agama cenderung diwarnai oleh sikap anti-Barat. Namun kesan ini nampak tergesa-gesa dan justru lebih cenderung merupakan sikap mental yang terbaratkan dari pada obyektif. Sebab paham pluralisme agama yang dibawa oleh arus pemikiran globalisasi Barat moderndan pos-modern ternyata juga menuai kritik dari paham pluralisme agama yang dimotivasi oleh keinginan untuk menghidupkan tradisi dalam agama-agama di Timur. Dalam kondisi pemikiran yang problematik ini sangatlah bijaksana jika kita tidak ke Barat dan tidak ke Timur, tapi kembali kepada Islam.
Pluralisme di Indonesia adalah bentuknya modifikasi. Ada yang mengambil sebagian aliran global teologi dan sebagian mengambil dari Transendent Unity of Religions. Dan kedua aliran tersebut bertujuan sama, yaitu: keberadaan agama-agama sama derajatnya. Tetapi aliran yang diminati oleh kaum pluralis Indonesia adalah aliran transendent unity of religions. Sebab wacana agama Indonesia banyak dilatar belakangi oleh konflik sosial dari pada konflik teologi.






*Hamid Fahmy Zarkasyi, Liberalisasi Pemikiran Islam, (Ponorogo: Centre for Islamic and Occidental Studies (CIOS), 2007), hal. 92-98




gambar