Budaya pacaran oleh mahasiswa

Mahasiswa merupakan generasi intelek yang dianggap sebagai punggung pembangunan bangsa. Mahasiswa diharapkan mampu untuk dapat memikul tugas itu secara bersama-sama tanpa ada perasaan untuk mendapatkan rasa imbalan ataupun tanda jasa.Namun, yang terjadi dewasa ini, jika kita lihat dengan seksama mahasiswa dalam keseharian rutinnya berkuliah mulai tergeserkan dengan budaya pacaran. Mahasiswa seolah-olah tengah berada pada situasi yang sangat sempurna, mereka telah menginjak masa dimana para pemuda tengah di mabuk asmara. Rasa ingin tahu dan lebih serius dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis telah menghigapi gelagak para mahasiswa.

Namun yang sangat disayangkan, para mahasiswa seolah-olah lupa dengan tugas dan kewajiban utamanya, yaitu menuntut ilmu setinggi mungkin di bangku perkuliahan.Memang benar bahwa pacaran itu memiliki dampak positif juga bagi para mahasiswa, seperti sebagai penyemangat dalam perkuliahan dan kegiatan lainnya. Namun tak sedikit pula yang terlena dengan gejolak asmara yang membabi buta. Dalam hal perkuliahan semangat mereka mulai kendor dengan dalih mereka tengah berada pada titik kejenuhan.Namun setelah diselidiki ternyata mereka “malas” dalam kuliah hanya untuk pacaran saja.Memang sungguh ironis memang ketika mahasiswa sebagai genarasi yang intelek dan mempunyai pikiran yang jangkauannya luas namun terjebak dengan rasa yang sebagian dikuasai oleh nafsu yaitu pacaran.

Tapi jangan dlupakan dampak postitif dari pacaran itu sendiri bagi seorang mahasiswa.Bagi sebagian besar mahasiswa yang mempunyai pikiran yang luas untuk kedepannya, mereka tetap dapat menjaga konsistensi dan perkembangan dalam kuliah.Mereka beranggapan bahwa pacaran itu ialah tuntutan hati dan sebuah kewajaran bila mana seseorang bertatapan dengan lawan jenis yang menimbulkan rasa tertarik. Mahasiswa yang mempunyai pikiran tersebut, dapat seolah-olah pacar tersebut dijadikan efek penyemangat dalam meniti perkuliahan hingga akhirnya lulus menjadi seorang sarjana. Dan yang pasti mahasiswa yang seperti ini tidak akan pernah lupa pada tanggung jawabnya kepada orang tuan yakni untuk berkuliah dengan sungguuh-sungguh dan hingga akhirnya dapat membahagiakan orang tua.



sumber

Beasiswa Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Yogyakarta 2017

Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Yogyakarta kembali membuka kesempatan bagi para mahasiswa dan mahasiswi di Yogyakarta untuk mendaftar dan mengikuti seleksi sebagai calon penerima Beasiswa Mandiri / Beasiswa Khodimul Ummah 2017 dengan FASILITAS, yakni asrama, uang makan, uang saku, uang transport dll 😊

Adapun ketentuannya adlh sebagai berikut:

A.Syarat Umum:
1. Bersedia diasramakan (lokasi asrama di Jl.Kaliurang km.10)
2. Beragama Islam
3. Belum Menikah
4. Masih aktif kuliah (belum skripsi)
5. IPK minimal 3.00
6. Tidak merokok
7. Berjiwa sosial dan dakwah
8. Bersedia aktif dan mematuhi peraturan di DPU DT
9. Mengikuti seleksi sesuai dengan ketentuan DPU DT
10. Mengumpulkan persyaratan administratif yg telah ditentukan

B.Syarat administratif
1. Mengisi form pendaftaran ( bisa didownload di www.beasiswajogja.org atau datang langsung ke kantor DPU DT di Jl.H.Agus Salim, No.56A,Notoprajan, Ngampilan,Yogyakarta)
2. Pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar
3. Fotokopi kartu keluarga
4. Fotokopi KTM dan KTP
5. Surat keterangan tidak mampu dari RT/RW
6. Surat keterangan tidak menerima beasiswa dari kampus
7. Fotokopi raport terakhir (bagi yang semester 1) / Fotokopi Kartu Hasil Studi (untuk mahasiswa semester 2 atau lebih)

Persyaratan dimasukkan map biru(Akhwat) dan map merah(Ikhwan), lalu diserahkan ke kantor DPU DT Yogyakarta.

Timeline :
batasan waktu pengumpulan berkas dari tanggal 1 Desember 2016 s/d 30 Januari 2017

Info lebih lanjut bisa hubungi. 0851-0056-0086 (SMS/WA) atau datang langsung ke Kantor DPU DT

Jazakumullohu khoir

Tolong bantu share ya, siapa tau ada yg membutuhkan 😊🙏🏼

Kelola Art Festival 2016

Kelola Art Fest'16

Rabu, 7 Desember 2016
Exhibition, Bazar and Indie Band Concert

Pameran Proyek Mahasiswa:
“Jurusan Tatakelola Seni Angkatan 2014”
Pembukaan | Opening
Rabu | Wednesday
7 Desember 2016
09.00 WIB | 09.00 pm

Diskusi tentang ART MANAGEMENT | Open Discuss about Art Management
Rabu | Wednesday
7 Desember 2016
10.00 – 12.00 WIB | 10 - 12 pm

Screening Film:
Painting of War
(Secondary Military Action Djogja 1948)
Rabu | Wednesday
7 Desember
12.00 – 15.00 WIB | 12 - 03 pm
Indie Band Perform
- MAThree
- CLUB PATAH HATI
- SOEPRABA
- PINTU RUMAH BIRU
- SKArepku
- MAMAHIMA
- MARSMOLYS
- KRUSIAL
- SLACKING SOMEDAY
- MERANTI
- KAVVAH
- KOPI LOEWAK
- STANIZTERS
- DJ SANJONAS

Gelar Lapak
Bazar makanan, minuman, fashion pakaian, aksesories, home decoration, tarot, perlengkapan backpaker,dll.

Luxor Garden – Pyramid Resto
Jl. Parangtritis km 5,5,Bantul, Yogyakarta, Indonesia
Ph: 082136045149 (el)
       081390001703 (Novi)
IG  : @kaf.16
Fb : Kelola Art Fest

Tindakan Mengatasi Demo Anarkhis, Perkelahian, Perjudian, Narkoba, dan Sebagainya Di Kalangan Mahasiswa

Sebagai mahasiswa,seharusnya mengesampingkan masalah pribadi atau kelompok. Seharusnya kita harus mengedepankan kepentingan bersama. Pikiran positif harus diciptakan semua pihak. Pikiran positif pihak mahasiswa harus diciptakan untuk menjadi lebik bijak. Bahwa polisi adalah aparat yang tidak mementingkan kepentingan politik, mereka hanya sekedar berorientasi melancarkan hambatan yang menganggu keamanan dan ketertiban umum.

Mahasiswa juga harus sadar bahwa polisi adalah profesional yang diciptakan untuk menghargai simbol-simbol korpsnya secara mutlak. Simbol kebanggaan korps seperti bendera atau markas harus dijaga dengan darah dan nyawa. Bila simbol kebanggan korps seperti markas mereka diserang maka akan meningkatkan adrenalinnya untuk melakukan tindakan yang diluar rasio akal sehat seorang sipil.

Demikian juga polisi harus menyadari bahwa mahasiswa adalah seorang intelektual idealis dengan tingkat emosi, rasio dan kebijakan yang belum matang. Bila simbol kesetiakawanan dan perjuangan mereka terusik seperti penyerangan markas HMI maka semua yang bernama mahasiswa di seluruh negeri pasti akan mendidih darahnya. Sehingga apabila oknum mahasiswa dan oknum polisi melakukan hal itu, semua harus menahan diri. Tindakan oknum mahasiswa menyerang pos polisi tidak mewakili tindakan mahasiswa pada umumnya.

Selain itu, pemerintah perlu melakukan upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan, persatuan dan persaudaraan yang berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) agar tumbuh pemahaman demokrasi yang baik di tengah masyarakat. Dan dalam berdemokrasi masyarakat harus memiliki sportivitas yaitu siap kalah dan siap menang. Bila hukum dan keadilan benar-benar dilaksanakan secara jujur dan konsisten, maka gejolak di tengah masyarakat akibat kemiskinan dan kesenjangan ekonomi tidak akan terjadi.



sumber

Peran yang Dapat Dilakukan Mahasiswa dalam Menanggulangi Kondisi Negara yang Diperlukan Saat Ini

Mahasiswa merupakan salah satu aset Negara dan penerus yang nantinya akan menggantikan kedudukan para pejabat menteri dan presiden dalam mengurus dan mengembangkan Negara ini lebih maju lagi. Upaya merajut wawasan berkebangsaan, tentunya mahasiswa akan mengetahui ada satu potensi besar dalam keragaman kaum muda, keragaman bangsa, dan mengenal suku-suku lain apabila mengimplementasikannya dengan mengadakan satu kegiatan yang mampu mengembangkan wawasan tersebut. Beberapa contoh kasus dalam meningkatkan wawasan kebangsaan:

1. Sederhananya, melalui kegiatan jambore yang diadakan oleh kampus menjadi suatu komunitas generasi muda yang terdidik agar bisa menjadi pilar penyebar semangat cinta Tanah Air, berbudaya unggul, dan berprestasi secara akademik maupun secara kemasyarakatan.
2. Pelaksanaan karya bakti untuk memajukan lingkungan sekitar yang sekiranya membutuhkan bantuan. Dengan begitu, hal ini secara tidak langsung akan mempererat persatuan antara masyarakat dengan mahasiswa.
3. Pelaksanaan makrab (malam keakraban) yang mampu menjalin rasa persatuan yang kuat satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menumbuhkan solidaritas yang erat antar mahasiswa maupun dengan para dosennya. ”Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya”(Hasan Al Banna).

Sejarah mencatat sejak lahirnya bangsa ini pada tanggal 17 agustus 1945 sampai sekarang Indonesia telah banyak mengalami sebuah perjalanan panjang dan sebuah keniscayaan dalam setiap perjalanan pasti terjadi perubahan.Dalam konteks keIndonesiaan kita pun mengalami perubahan yang cukup berarti baik ditingkat lokal maupun global.Namun di sisi lain jelas negeri ini tidak dapat melupakan efek negatif dari perubahan tersebut. Sebut saja seperti terjadinya konflik-konflik yang terjadi baik konflik yang bersifat SARA maupun konflik yang dilatarbelakangi oleh kepentingan politik, maupun ekonomi.

Konflik yang terjadi di negeri kita ini bagaikan sebuah pembukaan dalam sejarah kelam bangsa Indonesia.Masalah bangsa datang silih berganti belum selesai duka negeri Aceh kita kemudian di kejutkan oleh tragedi sunami di jawa belum selesai rehabilitasi secara fisik dan mental muncul masalah lumpur Sidoarjo.pada bidang kesehatan masih berbekas dalam ingatan kita permasalahan kekurangan gizi di beberapa daerah menambah daftar masalah yang harus diselesaikan itu hanya sekelumit masalah yang harus dipecahkan bangsa ini. Akan tetapi ini adalah hal yang harus kita hadapi bersama tanggung jawab ini bukan hanya milik pemerintah

tapi ini merupakan sebuah pertanggunjawaban secara kolektif kita yang mengatasnamakan bangsa Indonesia.kita berfikir dan bergerak sekarang atau kita diam sama sekali…

Dari ratusan juta rakyat, sebenarnya Indonesia menyimpan SDM yang potensial yang dibutuhkan untuk dijadikan modal untuk berjuang. Pertanyaan selanjutnya adalah siapa dari SDM yang mempunyai energi besar, mumpuni dan mempunyai daya gedor luar biasa dan telah terbukti dalam sejarah akan sepak terjangnya dalam membangun bangsa kita ini? Kalau dilihat dari sederet sejarah panjang bangsa ini rasanya tidak salah apabila kita menyatakan bahwa para pemudalah yang mempunyai andil besar dalam rangka membangun bangsa ini menuju bangsa yang lebih maju.

Tengok saja sejarah yang dimulai digerakkan Budi utomo tahun 1908 yang merupakan organisasi kebangsaaan pertama, walaupun sebenarnya didalamnya hanya terdiri dari golongan masyarakat tertentu tapi perjuangannya dalam menyerukan kemerdekan sudah merupakan usaha untuk mendorong ke arah kemajuan bangsa ini. Peristiwa Rengas dengklok merupakan peran pemuda yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia yang melandasi lahirnya teks Proklamasi. Tragedi 1965 yang berhasil melengserkan orde lama juga tak lepas dari kekuatan dan peran pemuda pada waktu itu dengan ditandainya banyak demonstrasi yang menuntut segera dilakukan perbaikan–perbaikan negeri. Lahirnya peristiwa 1998 yang pada waktu itu dipelopori oleh mahasiswa sebagai elemen dari pemuda yang akhirnya sekali lagi membuktikan kekuatannya yaitu berhasil melengserkan pemerintahan orde baru. Para pemuda dan mahasiswa menuntut adanya reformasi di berbagai bidang guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan segera keluar dari krisis ekonomi yang menghantam negeri ini.

Pemuda adalah tulang punggung negara, karenanya masa depan suatu negara sangat tergantung dari peran pemuda itu sendiri. Ditangan pemuda jualah mau kemana negara ini akan dibawa. Mau di beri warna apa bangsa ini, pemudalah yang mempunyai prioritas utama untuk memikul tanggung jawabnya.Tidak dapat dipungkiri, peran pemuda sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa karena merekalah tumpuan harapan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.

Dalam sebuah tulisan seorang aktivis kepemudaan mengatakan bahwa generasi muda tidak bisa tidak bisa dilepaskan dari pembangunan negara kita ini karena memiliki empat hal yang ada pada dirinya yaitu semangat mudanya,sifat kritisnya dan kematangan logikanya serta kearifan untuk melihat problem yang sesuai dengan tempatnya.

Maka tak salah kemudian dalam setiap momen bersejerah bangsa ini kita akan menjumpai para pemuda yang melakukan sebuah ”revolusi” peradaban mengatasnamakan Nasionalisme.Dalam sejarah bangsa kita yang mulia ini para pemuda menorehkan tinta emas sebagai garda terdepan perubahan.




sumber

Pengaruh Wi-Fi terhadap Mahasiswa


Mahasiswa merupakan salah satu subjek yang menggunakan akses internet. Mahasiswa akan merasa hampa tanpa internet. Ibaratnya, sedetik saja mereka tak bisa lepas dari internet. Bagi mahasiswa internet merupakan media yang dapat digunakan untuk mengakses tugas yang diberikan oleh dosen, bahkan mungkin juga mengembangkan diri dengan membentuk jaringan. Bahkan kebutuhan akan akses internet bisa melampaui kebutuhan primer seperti makan.

Di dalam dunia kampus, perkembangan teknologi wireless juga merajalela. Hal itu bisa dilihat pada Access Point (AP) yang dipasang pada tiap jurusan, kantor dan perpustakaan. Hanya dengan bermodal laptop atau handphone yang telah memiliki fasilitas wireless maka kita dapat menikmati teknologi wireless di manapun dan kapanpun. Seperti kita ketahui bahwa laptop di era sekarang ini bukan merupakan barang yang mewah bagi sebagian mahasiswa. Laptop seperti kata “wajib” bagi mereka. Hal itu dikarenakan laptop digunakan sebagai kebutuhan primer untuk menjalani aktifitas memperoleh ilmu pengetahuan dan proses pembelajaran di kampus.

Seluruh sivitas akademika dan staf Universitas dapat menggunakan layanan akses jaringan di dalam kampus secara gratis baik melalui jaringan kabel dengan terminal PC maupun jaringan tanpa kabel (wireless) yang tersedia di seluruh gedung dan sekitarnya di dalam kampus. Penyediaan fasilitas jaringan tanpa kabel atau Wi-Fi ditujukan bagi mereka yang memiliki laptop maupun PDA.

Mahasiswa telah banyak menggunakan fasilitas Wi-Fi untuk mendapatkan akses dalam mengerjakan tugas- tugas kuliah, mengembangkan jaringan dan juga untuk membuat tulisan, dan mengakses hal- hal di luar pendidikan. Penggunaan fasilitas Internet tidak serta merta memberikan dampak yang positif. Disamping penggunaannya yang mudah dan praktis, Internet juga dapat membawa dampak yang negatif bila penggunaanya menyimpang. Apalagi Internet saat ini telah banyak digunakan oleh mahasiswa, sehingga apabila penggunaanya bersifat negatif maka akan terjadi penyimpangan pada sikap maupun perilaku mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.

Disamping digunakan sebagai sarana untuk akses hal-hal yang menyangkut pendidikan, Wi-Fi juga digunakan untuk akses hal-hal lain, seperti akses untuk jejaringan social. Hal ini tentu saja menimbulkan pengaruh buruk bagi mahasiswa apalagi dilakukan saat proses belajar mengajar.