Perkembangan Anak Secara Psikologis dalam Konsep Islam1. Perkembangan Fisik |
Perkembangan fisik meliputi: peroide pertumbuhan, periode ini mencakup : awal pekembangan motorik bayi (awal kelahiran), pentingnya bermain bagi anak-anak (anak-anak) dan masa pubertas, periode pencapaian kematangan, periode usia baya dan periode penuaan.
2. Perkembangan Kognitif
Persepsi dan belajar merupakan proses dasar kognitif yang sering dianggap sebagai pusat perkembangan manusia.
a. Perkembangan kognitif
Tahap perkembangan kognitif
- Periode perkembangan
- Periode pencapaian kematangan
- Periode tengah baya
- Periode usia lanjut
Perkembangan kognitif manusia juga ditentukan oleh lingkungan dimana dia tinggal. Pentingnya lingkungan dalam perkembangan kognitif terlihat dari banyak ayat-ayat Al-qur’an yang menyuruh manusia untuk belajar di alam semesta (QS. Al-Baqarah: 1641 dan QS. Al-Rum: 8). Perkembangan kognitif seseorang merupakan sesuatu yang tidak dapat lepas dari faktor sosial dan budaya setempat.
b. Sistem pengolahan informasi pada manusia
Perkembangan intelektual dapat dikaji menggunakan pendekatan sistem pengolahan informasi yang menganalisis perkembangan keterampilan kognitif. Bentuk informasi yang disimpan dalam sistem ingatan dapat bersifat verbal maupun visual (imagery).
c. Intelegensi
Intelegensi tidak terlepas dari proses berpikir manusia. Menuut penelitian terdapat 3 cara berpikir yaitu berpikir serial, beripkir asosiatif dan berpikir integratif. Ketiga jenis proses berpkir ini berhubungan dengan intelegensi yang berbeda-beda.[1]
3. Perkembangan Emosional
a. Kekayaan Emosi Manusia
- Emosi primer; Emosi primer adalah emosi dasar yang dianggap terberi secara biologis. Emosi ini terbentuk sejak awal kelahiran.
- Emosi sekunder; Emosi sekunder adalah emosi yang mengandung kesadaran diri atau evaluasi diri, sehingga pertumbuhannya tergantung pada perkembangan kogntif seseorang.
b. Perkembangan Ekspresi Emosi
Usia
|
Ekspresi
|
0-6 bulan
7- 2 bulan
1-3 tahun
3-6 tahun
6-12 tahun
|
Segala emosi primer muncul
Emosi primer menjadi lebih jelas
Muncul emosi sekunder (disadari)
Munculnya perbaikan strategi kognitif untuk mengatur emosi
Penyesuaian dengan aturan penampilan meningkat
|
c. Pengatuan Emosi
Terdapat dua jenis aturan tampilan emosional: prososial (prosocial) dan protektif diri (self-protective). Prososial menampilkan aturan emosi untuk melinungi emosi orang lain, sementara protektif diri merupakan pengaturan untuk menyembunyikn emosi dalam rangka menyelamatkan muka atau melindugi dirinya dari konsekuensi negatif.
d. Perkembangan Tempramen
Tempramen merupakan dasar biologis bagi perbedaan individu dalam berperilku. Komponen penting dalam tempramen adalah faktor genetik. Lingkungan juga mempengaruhi perkembangan tempramen selanjutnya.
e. Ikatan Emosional
Ikatan emosional (emotional attachment) merupakan hubungan emosional yang dekat antara dua orang dengan karakteristik adanya kasih sayang antara dua pihak; dan keduanya menginginkan untuk mempertahankan kedekatan itu. Dalam islam diingatkan bahwa katan emosional ini harus bersifat konstruktif.[2]
4. Perkembangan Sosial
1. Identitas diri manusia sebagai khalifah Allah
Sebagai khalifah Allah, manusia merupakan makhluk sosial multi inteaksi, yang memiliki tanggung jawab baik kepada Allah maupun kepada manusia.
2. Pembentukan Identitas dan Konflik Psikososial
Pembentukan identitas bukan merupakan sesuatu yang mudah, namun sangat penting. Pembentukan identitas diri secara kolektif dapat menjadi identitas sosial yang membentuk dinamika masyarakat tersebut.
3. Mengetahui Orang lain
Al-qur’an mengajarkan manusia untuk mengetahui atau mengenali atau kelompok sosial lainnya. Dalam masyarakat terdapat berbagai jenis kelompok, namun segala perbedaan bukan penghalang untuk mengenal orang ddari kelompok sosial lain.
4. Perkembangan Ruang Sosial
Lingkungan memrupakan salah satu faktor yang penting dalam membentuk perkembangan anak. Lingkungan pertama yang palig berpengaruh dalam perkembangan anak adalah lingkungan lingkungan keluarga, kemudian tetangga (lingkungan pengasuhan anak) dan sekolah.[3]
5. Masa Taklif (15-18 tahun)
Pada masa ini anak seharusnya sudah sampai pada titik bernama taklif atau bertanggung jawab. Bagi lelaki setidaknya fase ini paling lambat dicapai di usia 18 tahun dan bagi anak perempuan paling lambat dicapai di usia 17 tahun. Tanggung jawab yang dimaksud selain pada diri sendiri juga tanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat sekitar dan masyarakat secara keseluruhan.
[1] Aliah B. Purwakania hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2006), hal. 97-151
[2] Ibid, hal. 161-177
[3] Ibid, hal. 185-200
Post a Comment