Barangsiapa tidak melibatkan dirinya menuntut ilmu Tasawuf, itu menandakan kekurangan imannya, kekurangan akalnya dan agamanya.
Saiyidi Asy-Syaikh Ibrahima Ad-Dasuqi berkata :
طَلَبُالشَيْخِ فِى طَرِيْقِ وَاجِبٌ عَلَى مُرِيْدٍ وَلَوْ كَانَ مِنْ أَكَابِرِ الْعُلَمَاءِ.
Artinya :"Menuntut ilmu Thariqat dengan berguru adalah wajib keatas seorang murid yang mengikuti jalan kearah kemenangan Akhirat, walaupun ia keturunan Ulama besar.
Karena ini jugalah para Ulama menyebut
Karena ini jugalah para Ulama menyebut
:
كُلُّ صُوفِيٍ فَقِيهُ وَلَيْسَ كُلُّ فَقِيْهٍ صُوفِيًا.
Artinya :"Setiap Shufi itu dinamakan faqih dan bukan setiap faqih itu Shufi."
Ini berarti setiap Ulama Shufi mengetahui ilmu fiqih dan tidak semestinya Ulama fiqih mengetahui ilmu Tasawuf karena ilmu fiqih itu di umpamakan sabut buah kelapa, ilmu tasawuf yaitu ilmu Thariqat di umpamakan sebagai tempurungnya dan ilmu Haqiqat sebagai isi buah kelapa. Boleh juga di katakan ilmu fiqih itu seperti sabut buah kelapa, ilmu Thariqat itu isi buah kelapa dan ilmu haqiqat seperti minyak kelapa.
Post a Comment