1. Berkarya untuk berbagi. Bisa berbagi inspirasi, berbagi kebahagiaan, berbagi pikiran, berbagi imajinasi, atau berbagi solusi. Semakin rasa ingin berbaginya besar, pasti daya berkarya juga akan membesar.
2. Berkarya tidak sekadar untuk uang. Tentu boleh saja menulis demi uang, tapi jangan jadi mesin uang. Anggap saja bonus. Khawatirnya kalau tawaran uang sedikit, lantas nggak mau berkarya. Yakinlah kalau urusan uang itu akan mengikuti dengan sendirinya selama kita konsisten menjaga kualitas.
3. Jadi perbaiki kualitas, jangan sibuk mengejar popularitas. Kalau karya terbit dan berbagi informasi itu wajar saja, siapa tahu ada orang yang butuh informasi tersebut. Tapi jangan besar mulut. Sesuaikan antara omongan dengan kualitas karyanya. Akan jadi pencitraan kalau suka gembar-gembor tapi nyatanya karya miskin kualitas.
4. Jangan terlena pujian. Khawatirnya kalau tidak dipuji malah nggak mau lagi berkarya? Bila ada yang bilang, "Tulisan kamu bagus." Jawab saja, "Semoga bermanfaat ya." Lalu tanya, "Apa ada saran atau masukan?" Biar semangat belajarnya tumbuh, tidak terlena pada pujiannya.
5. Semangat belajarnya kudu melebihi semangat belajar orang-orang pada umumnya. Jadi kalau dapat uang dari menulis, ambil 20%-30% untuk membeli buku, majalah, ikut training atau apa pun agar ilmu dan pengalaman bertambah.
6. Sehebat-hebatnya nama kita, ujung-ujungnya akan menempel di batu nisan. Syukur-syukur terucap dalam doa orang lain. Tetapi satu hal yang bakal menemani kita di alam kubur, ialah ilmu yang bermanfaat. Jadi tidak perlu eman-eman (pelit) berbagi ilmu. Jangan takut bakal muncul banyak pesaing kalau kita share ilmu, fokus saja pada kemanfaatan ilmu.
7. Kalau kita begitu semangat berkarya ketika kumpul dengan teman-teman (di komunitas misalnya), tetapi menjadi sangat lesu saat berkarya sendirian, maka koreksi lagi. Apa sebenarnya tujuan kita berkarya? Apa niat kita berkarya? Apa alasan kita berkarya? Kembalilah kepada pertanyaan-pertanyaan dasar lagi.
8. Biar terus semangat berkarya, berikan karya kita sebagai hadiah terbaik untuk orang-orang terdekat yang kita sayangi. Beberapa buku yang saya kerjakan misalnya, saya sengaja siapkan untuk menjadi bacaan untuk Ayyub, Nisa, dan Afifah kelak. Itu bekal untuk mereka, sebab saya tahu tidak selamanya bisa membersamai mereka.
Post a Comment