Benarkah perkembangan itu dipengaruhi oleh pembawaan? Untuk membuktikan kebenaran itu dapat diambil beberapa contoh. Misalnya kalau orang tuanya seorang penyanyi maka anaknya akan menjadi seorang penyanyi juga. Kalau orang tuanya seorang pelukis maka anaknya akan menjadi seorang pelukis juga. Contoh lainnya, seorang anak yang tidak berpembawaan usahawan biarpun dibesarkan dalam lingkungan keluarga usahawan, maka hasilnya akan minim sekali. Bahkan akan tertekan dan merasa jika dipaksakan.
Dua contoh diatas lebih merupakan contoh pembawaan karena faktor keturunan, karena ada kemungkinan menjadi seorang penyanyi atau pelukis tersebut diwariskan oleh orang tuanya melalui sel-sel kelamin. Tetapi bisa juga tidak karena keturunan jika pembawaannya semata-mata memang karena keunikannya dengan pribadi yang lain. Sedangkan contoh yang terakhir lebih dapat merupakan contoh pembawaan karena bakat, sebab bukan karena diwariskan karena sel-sel kelamin, dari sama sekali tidak ada kemiripan dengan keluarganya. Jika orang tuanya usahawan tentunya anaknya juga mempunyai pembawaan usahawan.
Benarkah perkembangan anak semata-mata ditentukan oleh faktor pembawaan ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat digambarkan contoh Ilustrasi sebagai berikut.
Apakah keluarga seorang yang baik pasti akan mempunyai anak yang baik ? Apakah seorang dari keluarga yang kurang baik akan mendapatkan anak-anak yang kurang baik saja? atau dengan pertanyaan sebaliknya, apakah anak-anak yang jelek pasti dari keluarga yang jelek saja? Tentu saja jawabannya, tidak. Berarti ada faktor lain di luar diri anak tersebut, bukan semata-mata karena pembawaannya (yang bersifat keturunan). Contoh lain bahwa perkembnagan bukan semata-mata ditentukan oleh pembawaan (yang bersifat bakat). Apakah anak yang kembar akan menjadi pribadi yang sama? Sama-sama menjadi baik atau sama-sama menjadi anak yang jelek?
Coba simak cerita tentang anak manusia yang hidup di bawah asuhan serigala. la bernama Robinson Crussoe. Crussoe sejak bayi hidup di tengah hutan rimba belantara yang ganas. la tetap hidup dan berkembang atas bantuan air susu serigala sebagai induknya. Serigala itu memberi Crussoe makanan sesuai selera serigala sampai dewasa. Akhirnya, Crussoe mempunyai gaya hidup, bicara, ungkapan bahasa, dan watak seperti serigala, padahal dia adalah anak manusia. Kenyataan ini pun membantah teori Nativisme, sebab gambaran dalam cerita Robinson Crussoe itu telah membuktikan bahwa lingkungan dan didikan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan anak.
sumber
Post a Comment