Definisi Berpikir, Kreatif dan Inovatif


Berpikir adalah proses yang intens untuk memecahkan masalah, dengan menghubungkan satu hal dengan yang lain, sehingga mendapatkan pemecahan. Yang kemudian menjadi masalah adalah bahwa hal-hal yang akan dihubungkan tersebut belum tentu ada atau hadir di benak kita.  Oleh karena itu berpikir melibatkan kemampuan untuk membayangkan atau menyajikan objek-objek yang tidak ada secara fisik atau kejadian-kejadian yang tidak sedang berlangsung.
Agar seseorang dapat membayangkan atau menyajikan hal-hal yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, maka untuk itu dibutuhkan bahan-bahan dasar. Bahan-bahan dasar inilah yang membangun pikiran dan kemudian menentukan model berpikir seseorang.  Menurut Morris (1990), bahan-bahan dasar itu adalah bayang-bayang (image) dan konsep-konsep, untuk selanjutnya konsep-konsep tersebut kemudian ditransformulasikan ke dalam bentuk kata-kata atau bahasa atau dalam bentuk lainnya.
Yang dimaksud dengan kreativitas adalah menghadirkan suatu gagasan baru. Kreativitas itu merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Anda harus mengetahui bahwa kreativitas tiap-tiap orang berbeda-beda, kemampuan seseorang dalam bakat, pengetahuan, dan lingkungan juga dapat mempengaruhi kreativitas. Kreativitas merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan karena adanya perubahan lingkungan.
Inovasi menurut Goman (1991) merupakan penerapan secara praktis gagasan kreatif. Inovasi tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan.
Pendapat lain menyebutkan kreativitas itu adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru ini :
a.   Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsure, data, variabel, yang sudah ada sebelumnya.
b.    Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Conny Semiawan (1984).
Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang Wirausaha terletak pada sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat yang tinggi. Sedangkan semangat atau etos kerja yang tinggi seorang Wirausaha itu terletak pada kreativitas dan rasa percaya pada diri sendiri untuk maju dalam berwirausaha. Seorang Wirausaha yang kreatif dapat menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan usahanya. Kreativitas dapat menyalurkan inspirasi dan ilham terhadap gagasan-gagasan baru untuk kemajuan dalam bidang usahanya. Kita tidak mungkin memiliki gambaran yang lengkap mengenai masa depan, tetapi tindakan kita akan memiliki konsekuensi di masa depan. Oleh karena itulah, kita memerlukan pemikiran yang kreatif yang membantu untuk melihat konsekuensi dari tindakan serta untuk memberikan alternatif tindakan. Pemikiran kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan nilai, penciptaan nilai, serta penemuan peluang bisnis.
Seorang wirausaha yang selalu ingin berhasil dalam menjalankan perusahaanya harus selalu bisa menciptakan inovasi-inovasi yang baru. Seorang wirausahawan yang kreatif dan inovatif akan mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi bisnis pada zaman sekarang. Seorang wirausahawan yang inovatif akan selalu menciptakan produk-produk yang baru untuk kemajuan usahanya.
Inovasi bukanlah berarti menciptakan sebuah produk baru. Inovasi dapat berwujud apa saja, baik dalam bentuk jasa maupaun produk. Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan modifikasi untuk membuat hasil yang lebih baik. Atau dari modifikasi tersebut akan melahirkan sebuah produk baru lagi.

Bagaimana agar bisa terus konsisten berkarya?

1. Berkarya untuk berbagi. Bisa berbagi inspirasi, berbagi kebahagiaan, berbagi pikiran, berbagi imajinasi, atau berbagi solusi. Semakin rasa ingin berbaginya besar, pasti daya berkarya juga akan membesar.

2. Berkarya tidak sekadar untuk uang. Tentu boleh saja menulis demi uang, tapi jangan jadi mesin uang. Anggap saja bonus. Khawatirnya kalau tawaran uang sedikit, lantas nggak mau berkarya. Yakinlah kalau urusan uang itu akan mengikuti dengan sendirinya selama kita konsisten menjaga kualitas.

3. Jadi perbaiki kualitas, jangan sibuk mengejar popularitas. Kalau karya terbit dan berbagi informasi itu wajar saja, siapa tahu ada orang yang butuh informasi tersebut. Tapi jangan besar mulut. Sesuaikan antara omongan dengan kualitas karyanya. Akan jadi pencitraan kalau suka gembar-gembor tapi nyatanya karya miskin kualitas.

4. Jangan terlena pujian. Khawatirnya kalau tidak dipuji malah nggak mau lagi berkarya? Bila ada yang bilang, "Tulisan kamu bagus." Jawab saja, "Semoga bermanfaat ya." Lalu tanya, "Apa ada saran atau masukan?" Biar semangat belajarnya tumbuh, tidak terlena pada pujiannya.

5. Semangat belajarnya kudu melebihi semangat belajar orang-orang pada umumnya. Jadi kalau dapat uang dari menulis, ambil 20%-30% untuk membeli buku, majalah, ikut training atau apa pun agar ilmu dan pengalaman bertambah.

6. Sehebat-hebatnya nama kita, ujung-ujungnya akan menempel di batu nisan. Syukur-syukur terucap dalam doa orang lain. Tetapi satu hal yang bakal menemani kita di alam kubur, ialah ilmu yang bermanfaat. Jadi tidak perlu eman-eman (pelit) berbagi ilmu. Jangan takut bakal muncul banyak pesaing kalau kita share ilmu, fokus saja pada kemanfaatan ilmu.

7. Kalau kita begitu semangat berkarya ketika kumpul dengan teman-teman (di komunitas misalnya), tetapi menjadi sangat lesu saat berkarya sendirian, maka koreksi lagi. Apa sebenarnya tujuan kita berkarya? Apa niat kita berkarya? Apa alasan kita berkarya? Kembalilah kepada pertanyaan-pertanyaan dasar lagi.

8. Biar terus semangat berkarya, berikan karya kita sebagai hadiah terbaik untuk orang-orang terdekat yang kita sayangi. Beberapa buku yang saya kerjakan misalnya, saya sengaja siapkan untuk menjadi bacaan untuk Ayyub, Nisa, dan Afifah kelak. Itu bekal untuk mereka, sebab saya tahu tidak selamanya bisa membersamai mereka.